Kumpulan Tafsir Al Mulk Ayat 12-23

Ayat 12: Janji Allah dan pahala-Nya kepada orang-orang mukmin.

إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ (١٢)

12. [1]Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat oleh mereka[2], mereka memperoleh ampunan[3] dan pahala yang besar[4].

Ayat 13-15: Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang membuat semua makhluk, Dia mengetahui yang tersembunyi dan yang tampak, dan nikmat yang diberikan Allah kepada manusia.

وَأَسِرُّوا قَوْلَكُمْ أَوِ اجْهَرُوا بِهِ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (١٣) أَلا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ (١٤) هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ ذَلُولا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ (١٥)

Terjemah Surat Al Mulk ayat 13-15

13. [5]Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah[6]. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati[7].

14. [8]Apakah (pantas) Allah yang membuat itu tidak mengetahui (yang kau lahirkan atau rahasiakan)?[9] Dan Dia Mahahalus[10] lagi Maha Mengetahui.

15. Dialah yang menyebabkan bumi untuk kau yang gampang dijelajahi[11], maka jelajahilah di segala penjurunya[12] dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kau (kembali setelah) dibangkitkan[13].

Ayat 16-23: Bukti-bukti di alam semesta yang memperlihatkan kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan perumpamaan orang musyrik dan orang mukmin.

أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الأرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ (١٦) أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ (١٧) وَلَقَدْ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ (١٨) أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَيَقْبِضْنَ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلا الرَّحْمَنُ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيرٌ (١٩) أَمْ مَنْ هَذَا الَّذِي هُوَ جُنْدٌ لَكُمْ يَنْصُرُكُمْ مِنْ دُونِ الرَّحْمَنِ إِنِ الْكَافِرُونَ إِلا فِي غُرُورٍ (٢٠) أَمْ مَنْ هَذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ بَلْ لَجُّوا فِي عُتُوٍّ وَنُفُورٍ (٢١)أَفَمَنْ يَمْشِي مُكِبًّا عَلَى وَجْهِهِ أَهْدَى أَمْ مَنْ يَمْشِي سَوِيًّا عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (٢٢) قُلْ هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ قَلِيلا مَا تَشْكُرُونَ (٢٣)

Terjemah Surat Al Mulk ayat 16-23

16. [14]Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit[15] tidak akan membuat kau ditelan bumi dikala tiba-tiba ia terguncang?

17. Atau sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan mengirimkan angin ribut yang berbatu kepadamu? Namun kelak kau akan mengetahui[16] bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku[17].

18. Dan sungguh, orang-orang yang sebelum mereka pun telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka betapa hebatnya kemurkaan-Ku!

19. [18]Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang berbagi dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih[19]. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu[20].

20. [21]Atau siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang sanggup membelamu selain (Allah) Yang Maha Pengasih?[22] Orang-orang kafir itu hanyalah dalam (keadaan) tertipu[23].

21. Atau siapakah yang sanggup memberi kau rezeki kalau Dia menahan rezeki-Nya?[24] Bahkan mereka terus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari kebenaran).

22. Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup[25] yang lebih terpimpin (dalam kebenaran) ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus[26]?

23. [27]Katakanlah, "Dia-lah yang membuat kau dan menyebabkan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kamu[28].” (Tetapi) sedikit sekali kau bersyukur.

[1] Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan keadaan orang-orang yang sengsara, maka Dia menyebutkan keadaan orang-orang yang berbahagia.

[2] Sehingga dalam keadaan tersembunyi, mereka tetap menaati Allah, dan sudah barang tentu dalam keadaan terang-terangan mereka lebih menaati lagi. Dengan demikian, mereka taat kepada Allah dalam semua keadaan.

[3] Terhadap dosa-dosa mereka. Apabila Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah mengampuni dosa-dosa mereka, Dia menjaga mereka dari keburukannya serta menjaga mereka dari azab neraka.

[4] Yaitu semua yang Allah siapkan untuk mereka di nirwana berupa kenikmatan yang kekal, kesenangan yang terus-menerus, istana dan tempat-tempat tinggi, bidadari yang manis dan para pelayan mereka. Dan yang paling besarnya yakni keridhaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala untuk mereka.

[5] Ayat ini merupakan informasi dari Allah wacana luasnya ilmu-Nya dan meratanya kelembutan-Nya.

[6] Semuanya sama bagi-Nya, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya.

[7] Baik berupa niat, harapan maupun keyakinan. Jika Dia mengetahui isi hati, maka tentu mengetahui apa yang kau ucapkan dan kau lakukan yang didengar dan dilihat.

[8] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman berdalih dengan dalil ‘aqli (akal) untuk memperlihatkan ilmu-Nya.

[9] Yakni bagaimana mungkin Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang membuat makhluk, merapihkannya dan memperbagusnya tidak mengetahui makhluk ciptaan-Nya?

[10] Yang halus ilmu-Nya sehingga mengena kepada semua yang diam-diam dan tersembunyi serta semua yang gaib. Termasuk makna Lathiif yakni Yang Mahalembut kepada hamba dan wali-Nya, Dia mengarahkan kebaikan dan ihsan kepadanya dari arah yang tidak ia sadari serta melindunginya dari keburukan dari arah yang tidak diduga-duga dan meninggikannya ke derajat yang tinggi dengan sebab-sebab yang tidak telintas dalam hati seorang hamba, bahkan Allah Subhaanahu wa Ta'aala menimpakan aneka macam hal yang tidak disukainya supaya beliau mencapai hal-hal agung yang dicintainya dan kedudukan yang mulia.

[11] Dialah Allah yang menundukkan bumi untukmu supaya kau sanggup memperoleh kebutuhanmu, menyerupai menanam, membangun, menggarap dan jalan-jalan untuk memberikan ke negeri yang jauh.

[12] Untuk mencari rezeki.

[13] Yakni sehabis kau berpindah dari kawasan yang Allah jadikan sebagai ujian dan sebagai penyambung untuk melanjutkan ke negeri akhirat, maka kau akan dibangkitkan dan dikumpulkan kepada Allah untuk diberi-Nya jawaban terhadap amalmu yang baik dan yang buruk.

[14] Ayat ini merupakan bahaya terhadap orang yang tetap melampaui batas dan mendurhakai Allah dimana yang demikian mendatangkan azab Allah dan hukuman-Nya.

[15] Yaitu Allah Subhaanahu wa Ta'aala Yang Mahatinggi di atas seluruh makhluk-Nya. Imam Malik rahimahullah berkata, “Sesungguhnya Allah di (atas) langit dan ilmu-Nya di semua tempat.”

Ayat ini terperinci sekali memperlihatkan ketinggian dan keberadaan Allah –Subhanahu wa Ta’ala- diatas langit serta menutup jalan untuk meniadakan atau menghilangkan sifat ketinggian-Nya atau mentakwilkannya.

[16] Ketika melihat azab.

[17] Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyegerakan untuk mereka eksekusi dunia sebelum eksekusi akhirat. Oleh lantaran itu, berhati-hatilah jangan hingga kau ditimpa eksekusi menyerupai yang menimpa mereka.

[18] Ayat ini merupakan teguran dan dorongan untuk melihat keadaan burung yang telah Allah tundukkan, dan Dia tundukkan pula udara untuknya, burung tersebut berbagi sayapnya untuk sanggup terbang dan menggenggamnya untuk turun, ia selalu melayang di udara berkeliling sesuai harapan dan kebutuhannya.

[19] Syaikh As Sa’diy menerangkan, Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang menundukkan udara untuknya, menyebabkan jasad dan fisik mereka dalam keadaan siap untuk terbang. Siapa saja yang memperhatikan keadaan burung dan mengambil pelajaran dari sana tentu hal itu akan menunjukkannya kepada kekuasaan Allah dan perhatian-Nya kepada makhluk, dan bahwa Dia Mahaesa; tidak ada yang berhak disembah selain Dia. Ada pula yang menafsirkan, maksud ayat ini yakni apakah mereka tidak mengambil dalih dengan tetapnya burung di udara untuk memperlihatkan kekuasaan Allah, dimana Dia bisa bertindak terhadap mereka apa yang dilakukan-Nya terhadap orang-orang yang sebelum mereka berupa penimpaan azab.

[20] Oleh lantaran itu, Dia yang mengatur untuk hamba-hamba-Nya dengan sesuatu yang sesuai dengan mereka dan dikehendaki hikmah-Nya.

[21] Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman kepada orang-orang yang sombong, yang lari dari perintah-Nya dan berpaling dari kebenaran.

[22] Yang sanggup menghindarkan kau dari azab-Nya, tentu tidak ada. Menurut Syaikh As Sa’diy, maksud ayat ini adalah, siapakah yang menolongmu terhadap musuhmu selain Allah Yang Maha Pengasih? Karena bergotong-royong Allah Ta’ala, Dialah yang menolong, yang memuliakan dan menghinakan, sedangkan selain-Nya yakni makhluk, dimana kalau mereka semua berkumpul untuk menolong seorang hamba, maka mereka tidak sanggup melakukannya. Oleh lantaran itu, tetap terusnya orang-orang kafir di atas kekafiran mereka sehabis mereka mengetahui bahwa tidak ada yang sanggup menolong mereka selain Allah Yang Maha Pengasih merupakan kebodohan dan keadaan yang tertipu.

[23] Setan menipu mereka bahwa azab tidak akan turun menimpa mereka.

[24] Yakni tidak ada yang sanggup memberimu rezeki selain Dia. Hal itu, lantaran rezeki semuanya berasal dari Allah, kalau Dia menahan rezeki-Nya dari kamu, siapakah yang sanggup memberimu rezeki selain-Nya? Sedangkan makhluk tidak sanggup memberi rezeki terhadap diri mereka, kemudian bagaimana mereka memberi rezeki kepada selain mereka. Dengan demikian, Allah Yang memberi rezeki dan nikmat, dimana tidak ada satu pun nikmat yang diperoleh hamba kecuali dari-Nya, maka Dialah yang berhak diibadahi saja. Akan tetapi, orang-orang kafir sebagaimana diterangkan dalam lanjutan ayat di atas tetap berada di atas kesombongan dan menjauhkan diri dari kebenaran.

[25] Ini yakni perumpamaan untuk orang-orang yang kafir.

[26] Ini yakni perumpamaan untuk orang-orang mukmin. Maksud ayat ini yakni siapakah di antara kedua orang ini yang lebih mendapat petunjuk? Apakah orang yang berada dalam kesesatan, karam dalam kekafiran, terbalik hatinya sehingga kebenaran menurutnya batil dan kebatilan menurutnya benar ataukah orang yang mengetahui kebenaran, mengutamakannya, mengamalkannya, berjalan di atas jalan yang lurus dalam ucapan, perbuatan dan dalam semua keadaannya? Dengan memperhatikan dua orang ini sudah sanggup diketahui perbedaan di antara keduanya, siapakah yang mendapat petunjuk dan siapakah yang sesat? Sesungguhnya keadaan merupakan saksi terbesar daripada perkataan.

[27] Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman mengambarkan bahwa Dia yang berhak disembah satu-satunya dan mengajak hamba-hamba-Nya untuk bersyukur kepada-Nya serta mengesakan-Nya dalam ibadah.

[28] Yakni Dialah yang mengadakan kau dari yang sebelumnya tidak ada tanpa ada yang membantu-Nya. Ketika Dia membuat kamu, maka Dia sempurnakan wujudmu dengan pendengaran, penglihatan dan hati, dimana anggota tubuh tersebut yakni anggota yang paling bermanfaat. Akan tetapi, sehabis diberikan nikmat yang besar itu, sedikit sekali di antara insan yang bersyukur.

Posting Komentar untuk "Kumpulan Tafsir Al Mulk Ayat 12-23"