Kumpulan Tafsir Al Mulk Ayat 1-11

Surah Al Mulk (Kerajaan)

Surah ke-67. 30 ayat. Makkiyyah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-5: Kerajaan Allah mencakup kerajaan dunia dan akhirat, dan bahwa kekuasaan dan ilmu-Nya tampak di alam semesta.

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (١)الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (٢)الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُورٍ (٣) ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ (٤) وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ (٥)

Terjemah Surat Al Mulk Ayat 1-5

1. Mahasuci Allah yang di tangan-Nya segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu[1].

2. Yang membuat mati dan hidup[2], untuk menguji kamu, siapa di antara kau yang lebih baik amalnya[3]. Dan Dia Mahaperkasa[4] lagi Maha Pengampun[5],

3. Yang telah membuat tujuh langit berlapis-lapis[6]. Tidak akan kau lihat sesuatu yang tidak seimbang[7] pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. [8]Maka lihatlah sekali lagi[9], adakah kau lihat sesuatu yang cacat?

4. Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi[10], pasti pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih[11].

5. [12]Dan sungguh, telah Kami hiasi langit yang dekat[13], dengan bintang-bintang[14] dan Kami jadikan bintang-bintang itu sebagai alat-alat pelempar setan[15], dan Kami sediakan bagi mereka[16] azab neraka yang menyala-nyala[17].

Ayat 6-11: Sifat neraka Jahanam yang disiapkan untuk orang-orang kafir, keadaannya yang murka kepada mereka, dan azab yang diderita orang-orang kafir di neraka.

وَلِلَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (٦) إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ (٧) تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ (٨) قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلا فِي ضَلالٍ كَبِيرٍ (٩) وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ (١٠) فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لأصْحَابِ السَّعِيرِ (١١)

Terjemah Surat Al Mulk Ayat 6-11

6. Dan orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya, akan menerima azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk kawasan kembali.

7. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya[18] mereka mendengar bunyi neraka yang mengerikan, sedang neraka itu membara,

8. hampir meledak alasannya ialah marah[19]. Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, "Apakah belum pernah ada orang yang tiba memberi peringatan kepadamu (di dunia)[20]?"

9. Mereka menjawab, "Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah tiba kepada Kami, tetapi Kami mendustakan(nya) dan Kami katakan, "Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun, kau sesungguhnya di dalam kesesatan yang besar[21]."

10. Dan mereka berkata[22], "Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala[23].”

11. Maka mereka mengakui dosanya[24]. Tetapi, jauhlah (dari rahmat Allah) bagi penghuni neraka yang menyala-nyala itu[25].

PENJELASAN AYAT 

[1] Yakni Mahaagung, Mahatinggi, Mahabanyak kebaikan-Nya dan merata ihsan-Nya. Di antara keagungan-Nya ialah di Tangan-Nya kerajaan alam bab atas maupun alam bab bawah, Dia yang menciptakannya, bertindak sesuai kehendak-Nya dengan hukum-hukum qadari-Nya (taqdir) dan hukum-hukum agama-Nya (syariat) yang mengikuti hikmah(kebijaksanaan)-Nya. Di antara keagungan-Nya juga ialah sempurnanya kekuasaan-Nya dimana dengan kekuasaan itu Dia menaqdirkan segala sesuatu dan dengannya Dia membuat makhluk-makhluk yang besar ibarat langit dan bumi.

[2] Yakni final hidup di dunia dan kehidupan di akhirat. Atau, Dia menetapkan untuk hamba-hamba-Nya hidup di dunia lalu mati.

[3] Yakni lebih tulus dan lebih sesuai dengan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Hal itu, alasannya ialah Allah Subhaanahu wa Ta'aala membuat hamba-hamba-Nya, mengeluarkan mereka ke kawasan ini (dunia) dan memberitahukan bahwa mereka akan berpindah darinya; Dia memerintah dan melarang mereka serta menguji mereka dengan banyak sekali syubhat yang bertentangan dengan perintah-Nya, maka barang siapa yang tunduk kepada perintah Allah dan memperbagus amalnya, maka Allah akan memperbagus balasan-Nya di dunia dan akhirat, sebaliknya barang siapa yang mengikuti hawa nafsu dan menolak mengikuti perintah Allah, maka ia akan memperoleh jawaban yang buruk.

* Allah Ta’ala ingin menguji siapakah diantara mereka yang lebih mendahulukan perintah dan aturan Allah di atas keinginan, perasaan, dan hawa nafsunya.

[4] Milik-Nya semua keperkasaan, dimana dengan keperkasaan-Nya Dia tundukkan segala sesuatu.

[5] Terhadap orang-orang yang bersalah dan berdosa, khususnya apabila mereka bertobat dan kembali, maka sesungguhnya Dia mengampuni dosa-dosa mereka meskipun dosa mereka setinggi langit, dan Dia akan menutup malu mereka meskipun sepenuh dunia. Ya Allah, ampunilah kami dan tutupilah malu kami.

[6] Masing-masing lapisan di atas yang lain, Dia menciptakannya dalam keadaan yang sangat cantik dan rapi.

[7] Bisa juga diartikan dengan kerusakan dan kekurangan. Jika pada langit tidak terdapat kerusakan, maka berarti langit itu sangat indah dan sempurna, seimbang dan sesuai baik warnanya, bentuknya maupun tingginya, demikian pula apa yang ada di sana ibarat matahari, bulan, bintang, benda langit yang membisu dan yang bergerak.

[8] Oleh alasannya ialah kesempurnaannya sudah dimaklumi, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan supaya melihat sekali lagi dan memperhatikan segala penjurunya.

[9] Sambil memikirkan dan mengambil pelajaran.

[10] Maksudnya ialah melihatnya berkali-kali.

[11] Ternyata tidak ada cacat.

[12] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan secara tegas keindahannya.

[13] Dengan bumi.

[14] Dengan cahayanya yang beraneka ragam, dimana kalau tidak ada bintang tentu langit menjadi atap yang gelap dan menjadi tidak indah dan tidak menarik. Allah Subhaanahu wa Ta'aala juga menjadikannya sebagai petunjuk bagi musafir di kegelapan daratan dan lautan.

[15] Apabila mereka (para setan) mencuri isu dari langit, yaitu dengan dilepasnya meteor dari bintang-bintang ibarat suluh api yang diambil dari api, lalu dilemparkan kepada jin sehingga jin yang mencuri isu itu terbunuh atau anggota badannya terpotong, bukan maksudnya bahwa bintang-bintang besar di langit jatuh menimpa setan. Dengan demikian, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebabkan bintang-bintang untuk menjaga langit.

[16] Di akhirat.

[17] Karena mereka durhaka kepada Allah dan menyesatkan hamba-hamba-Nya. Demikian pula para pengikut setan dari kalangan orang-orang kafir juga Allah siapkan azab neraka yang menyala-nyala sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya.

[18] Yakni dengan dihinakan dan direndahkan.

[19] Kepada orang-orang kafir.

[20] Yaitu Rasul yang tiba memperlihatkan peringatan terhadap azab akhirat.

[21] Mereka menggabung antara mendustakan secara khusus dengan mendustakan secara umum kepada semua yang Allah turunkan, bahkan tidak hanya itu, mereka terang-terangan menyesatkan para rasul yang memberi peringatan, padahal sesungguhnya mereka ialah para pemimpin yang memberi petunjuk.

[22] Mengakui ketidaklayakan menerima petunjuk.

[23] Mereka singkirkan jalan-jalan petunjuk yaitu mendengar apa yang Allah turunkan dan apa yang dibawa para rasul serta logika yang bermanfaat bagi pemiliknya, yang mengarahkannya kepada hakikat segala sesuatu, mengutamakan kebaikan, membuat berhenti terhadap semua yang berakibat buruk, sehingga mereka tidak mempunyai indera pendengaran dan logika lagi. Berbeda dengan orang-orang yang yakin dan berilmu; orang-orang yang jujur dan beriman, mereka perkuat keimanan mereka dengan dalil-dalil yang sam’i (naqli), mereka dengar semua yang tiba dari Allah dan yang dibawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan mengilmuinya dan mengamalkannya. Demikian pula mereka perkuat iman mereka dengan dalil-dalil ‘aqli (akal) sehingga mereka sanggup mengetahui mana petunjuk dan mana kesesatan, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang indah dan mana yang jelek, maka Mahasuci Allah yang telah memperlihatkan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki dan menelantarkan siapa yang tidak layak memperoleh kebaikan.

[24] Yaitu mendustakan para pemberi peringatan.

[25] Sungguh sengsara dan binasa mereka alasannya ialah tidak memperoleh pahala Allah, menetap terus di neraka yang memperabukan tubuh mereka dan menembus hingga ke hati.

Posting Komentar untuk "Kumpulan Tafsir Al Mulk Ayat 1-11"