Menginjak usia 40 tahun, pandangan, pengamatan dan perenungan wacana kehidupan yang terus-menerus dilakukan Muhammad saw. menciptakan dia semakin berbeda dan terpisah contoh pikiran dengan kaumnya. Hal itu yang mengakibatkan dia sering menyendiri. Kisah wacana Muhammad pada usia ini banyak dikenal dengan kejadian kejadian di Gua Hira.
Kebiasaan setiap tahun Muhammad saw meninggalkan Makkah untuk menghabiskan bulan Ramadhan menyendiri di dalam Gua Hira, ialah sebuah goa yang berada beberapa mil dari Makkah dan jauh dari tempat yang ramai dan terletak di puncak bukit.
Di dalam gua yang sunyi dan hening itulah Muhammad saw bersembah sujud, mengasah hati, menjernihkan roh dan jiwa, mendekatkan diri dari kebenaran dan menjauhkan diri dari kebatilan dengan segala kemampuan dan kesanggupannya.
Sampailah pada suatu ketika dimana dia melihat sebuah cahaya terperinci namun tidak menyilaukan mata. Kemudian dia mendengar bunyi (malaikat) berkata: "Bacalah..." Beliau menjawab: "Aku tidak sanggup membaca." Malaikat itu mengulang-ulang perintahnya sambil membekap dia sampai-sampai sesak nafasnya. Dan beliaupun mengulang-ulang jawabannya. Inilah yang lalu dikenal menjadi ayat-ayat Al-Quran yang turun pertama kali.
Setelah kejadian itu dengan tubuh yang gemetar, Muhammad saw pulang dan sesampai di rumah dia minta diselimutkan oleh istrinya Sitti Khadijah. Dan lalu sesudah hening perasaannya belaiupun menceritakan wacana apa yang dialaminya di dalam Gua Hira dan merasa khawatir akan terjadi sesuatu pada diri beliau. Sitti Khadijah menanggapi dongeng yang belaiu sampaikan dan menyampaikan bahwa dia tidak perlu mengkhawatirkan itu.
Beberapa waktu sesudah kejadian di Gua Hira itu, Sitti Khadijah mengajak Muhammad saw. pergi menemui Waraqah bin Naufal, salah seorang anak paman Sitti Khadijah. Kepada Waraqah bin Naufal, Muhammad menceritakan kejadian yang dialaminya dalam Gua Hira itu. Waraqah berkata: "Itulah malaikat yang diturunkan Allah kepada Musa ... Alangkah bahagianya seandainya saya masih muda...! Alangkah gembiranya seandainya saya masih hidup pada dikala anda diusir dari kaum anda...! Beliaupun bertanya: "Apakah mereka akan mengusir aku?" Waraqah menyahut: "Ya. Belum pernah ada orang tiba membawa menyerupai yang anda bawa itu yang tidak dimusuhi. Seandainya kelak saya masih hidup dan mengalami dikala kenabian anda, niscaya anda kubantu sekuat-kuatnya."
Kebiasaan setiap tahun Muhammad saw meninggalkan Makkah untuk menghabiskan bulan Ramadhan menyendiri di dalam Gua Hira, ialah sebuah goa yang berada beberapa mil dari Makkah dan jauh dari tempat yang ramai dan terletak di puncak bukit.
Di dalam gua yang sunyi dan hening itulah Muhammad saw bersembah sujud, mengasah hati, menjernihkan roh dan jiwa, mendekatkan diri dari kebenaran dan menjauhkan diri dari kebatilan dengan segala kemampuan dan kesanggupannya.
Sampailah pada suatu ketika dimana dia melihat sebuah cahaya terperinci namun tidak menyilaukan mata. Kemudian dia mendengar bunyi (malaikat) berkata: "Bacalah..." Beliau menjawab: "Aku tidak sanggup membaca." Malaikat itu mengulang-ulang perintahnya sambil membekap dia sampai-sampai sesak nafasnya. Dan beliaupun mengulang-ulang jawabannya. Inilah yang lalu dikenal menjadi ayat-ayat Al-Quran yang turun pertama kali.
Setelah kejadian itu dengan tubuh yang gemetar, Muhammad saw pulang dan sesampai di rumah dia minta diselimutkan oleh istrinya Sitti Khadijah. Dan lalu sesudah hening perasaannya belaiupun menceritakan wacana apa yang dialaminya di dalam Gua Hira dan merasa khawatir akan terjadi sesuatu pada diri beliau. Sitti Khadijah menanggapi dongeng yang belaiu sampaikan dan menyampaikan bahwa dia tidak perlu mengkhawatirkan itu.
Beberapa waktu sesudah kejadian di Gua Hira itu, Sitti Khadijah mengajak Muhammad saw. pergi menemui Waraqah bin Naufal, salah seorang anak paman Sitti Khadijah. Kepada Waraqah bin Naufal, Muhammad menceritakan kejadian yang dialaminya dalam Gua Hira itu. Waraqah berkata: "Itulah malaikat yang diturunkan Allah kepada Musa ... Alangkah bahagianya seandainya saya masih muda...! Alangkah gembiranya seandainya saya masih hidup pada dikala anda diusir dari kaum anda...! Beliaupun bertanya: "Apakah mereka akan mengusir aku?" Waraqah menyahut: "Ya. Belum pernah ada orang tiba membawa menyerupai yang anda bawa itu yang tidak dimusuhi. Seandainya kelak saya masih hidup dan mengalami dikala kenabian anda, niscaya anda kubantu sekuat-kuatnya."
Posting Komentar untuk "Kisah Perihal Insiden Di Gua Hira"