Ayat 21-25: Pengaduan Nabi Nuh ‘alaihis salam kepada Tuhannya perihal pengingkaran kaumnya, keadaan kaum Nuh yang tetap saja di atas kekafiran dan kesesatan serta menghina Nabi Nuh ‘alaihis salam sehingga Allah menengelamkan mereka dalam banjir yang besar.
قَالَ نُوحٌ رَبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِي وَاتَّبَعُوا مَنْ لَمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَوَلَدُهُ إِلا خَسَارًا (٢١) وَمَكَرُوا مَكْرًا كُبَّارًا (٢٢) وَقَالُوا لا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلا سُوَاعًا وَلا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا (٢٣) وَقَدْ أَضَلُّوا كَثِيرًا وَلا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلا ضَلالا (٢٤) مِمَّا خَطِيئَاتِهِمْ أُغْرِقُوا فَأُدْخِلُوا نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْصَارًا (٢٥)
Terjemah Surat Nuh Ayat 21-25
21. Nuh berkata[1], "Ya Tuhanku, bahwasanya mereka durhaka kepada(perintah)ku, dan mereka[2] mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya[3] hanya menambah kerugian baginya,
23. Dan mereka[6] berkata[7], "Jangan sekali-kali kau meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kau dan jangan pula sekali-kali kau meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr[8]".
24. Dan sungguh, mereka telah menyesatkan banyak orang[9]; dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan[10].
25. Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka[11], mereka ditenggelamkan kemudian dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong selain Allah[12].
Ayat 26-28: Doa Nabi Nuh ‘alahis salam untuk kebinasaan kaumnya ketika mereka lebih menentukan kekafiran dan kesesatan daripada kepercayaan dan petunjuk.
وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لا تَذَرْ عَلَى الأرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا (٢٦) إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلا يَلِدُوا إِلا فَاجِرًا كَفَّارًا (٢٧) رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلا تَبَارًا (٢٨)
Terjemah Surat Nuh Ayat 26-28
26. Dan Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.
27. Sesungguhnya jikalau Engkau biarkan mereka tinggal, pasti mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka hanya akan melahirkan bawah umur yang jahat dan tidak tahu bersyukur[13].
28. Ya Tuhanku! ampunilah aku, ibu-bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman[14] dan semua orang yang beriman pria dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kehancuran.”
PENJELASAN AYAT
[1] Sambil mengeluhkan kepada Tuhannya bahwa dakwahnya itu tidak besar lengan berkuasa apa-apa bagi mereka.
[2] Yakni rakyat jelata dan orang-orang fakir.
[3] Yaitu para pemimpin yang mendapat kesenangan; yang harta dan anaknya hanya menambah kerugian bagi mereka dan menghilangkan keuntungan. Jika demikian, bagaimana dengan orang yang tunduk menaati mereka?
[4] Yakni para pemimpin itu.
[5] Untuk menolak kebenaran. Mereka mendustakan Nabi Nuh, menyakiti Beliau dan menyakiti orang-orang yang mengikuti Beliau.
[6] Yakni para pemimpin itu.
[7] Kepada orang-orang yang berada di bawah mereka (rakyat jelata) mengajak mereka berbuat syirk dan menciptakan indah perbuatan itu.
[8] Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr ialah nama-nama berhala yang terbesar pada kabilah-kabilah kaum Nuh yang semula nama-nama orang saleh. Ketika mereka meninggal, maka kaum Nuh merasa kehilangan mereka, sehingga untuk mengenang mereka dibuatlah patung-patung dengan nama-nama mereka mengikuti bisikan setan. Ketika itu, patung-patung tersebut belum disembah, maka ketika mereka telah wafat dan diganti oleh generasi selanjutnya dan ilmu agama pun telah hilang, setan pun membisikkan kepada generasi sehabis mereka untuk menyembah patung dan menghias perbuatan itu, mulailah mereka menyembahnya. Oleh lantaran itulah, mengapa Islam melarang menciptakan patung meskipun tidak disembah, lantaran sanggup saja suatu dikala patung-patung itu disembah di samping sebagai sarana kepada perbuatan syirk.
* Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhu dalam riwayat Imam al-Bukhâri mengatakan, “Nama-nama sesembahan tersebut ialah nama-nama orang shalih dari kaum Nabi Nuh Alaihissallam . Ketika orang-orang shalih itu mati, muncullah setan membisikkan kepada manusia, “Buatlah patung-patung mereka di majelis-majelis kalian dan namakanlah dengan nama-nama mereka!” Manusia pun melaksanakan hal tersebut namun masih belum disembah, hingga tatkala mereka meninggal dan ilmu semakin dilupakan, pada balasannya patung-patung itupun disembah.”
* al-Bukhâri dan Muslim di dalam kitab shahîh keduanya meriwayatkan dari Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, bahwa Ummu Salamah Radhiyallahu anhuma menceritakan kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam apa yang ia lihat di gereja Maria di negeri Habasyah (Ethopia) yang di dalamnya terdapat gambar-gambar atau patung-patung. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Mereka (Yahudi dan Nashara), bila ada seorang shalih diantara mereka meninggal, maka mereka membangun masjid di atas kuburannya dan menciptakan patung-patung (monumen-monumen) ataupun gambar-gambar orang shalih tersebut di dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk di sisi Allâh.”
HR. al Bukhâri (1/15) dan Muslim (1/375)
[9] Yaitu dengan perintah mereka (para pemimpin) menyembah patung-patung itu.[10] Nabi Nuh ‘alaihis salam mendoakan keburukan untuk mereka ialah lantaran Beliau telah mendapat wahyu bahwa kaumnya tidak ada lagi yang beriman kepada Beliau selain yang telah beriman.
[11] Yaitu telah diberi peringatan tetapi malah ditolaknya.
[12] Maksudnya, berhala-berhala mereka tidak sanggup memberi pinjaman kepada mereka. Hanya Allah yang sanggup menolong mereka, tetapi lantaran mereka menyembah berhala, maka Allah tidak memberi pertolongan.
[13] Yakni tetap tinggalnya mereka di bumi hanyalah menambah mafsadat (kerusakan) saja. Nabi Nuh ‘alaihis salam menyampaikan demikian lantaran Beliau telah mendakwahi mereka sekian usang dan mengetahui keadaan dan sopan santun mereka, sehingga Beliau sanggup menyimpulkan demikian. Maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengabulkan doa Beliau, Dia menenggelamkan mereka semua dan menyelamatkan Nuh ‘alaihis salam dan orang-orang yang mengikutinya.
[14] Disebutkan mereka secara khusus lantaran besarnya hak mereka, selanjutnya Nabi Nuh ‘alaihis salam meratakan doa Beliau untuk semua kaum mukmin dan mukminah hingga hari Kiamat.
Posting Komentar untuk "Kumpulan Tafsir Nuh Ayat 21-28"