Kumpulan Tafsir An Naba’

Juz 30

Surah An Naba’ (Berita Besar)

Surah ke-78. 40 ayat. Makkiyyah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-5: Informasi perihal hari Kiamat dan keadaan kaum musyrik antara mengingkari dan meragukannya.

عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ (١) عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ (٢) الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ (٣)كَلا سَيَعْلَمُونَ (٤) ثُمَّ كَلا سَيَعْلَمُونَ (٥)

Terjemah Surat An Naba’ Ayat 1-5

1. Tentang apakah mereka[1] saling bertanya-tanya?

2. [2]Tentang gosip yang besar (hari berbangkit)[3],

3. yang dalam hal itu mereka berselisih[4].

4. Tidak[5]! Kelak mereka akan mengetahui[6],

5. Sekali lagi tidak! Kelak mereka akan mengetahui[7].

Ayat 6-16: Kekuasaan Allah membuat alam dan nikmat-nikmat yang diberikan-Nya ialah bukti kekuasaan-Nya membangkitkan manusia.

أَلَمْ نَجْعَلِ الأرْضَ مِهَادًا (٦) وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا (٧) وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا (٨) وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا (٩) وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا (١٠) وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا (١١) وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا (١٢) وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا (١٣) وَأَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا (١٤) لِنُخْرِجَ بِهِ حَبًّا وَنَبَاتًا (١٥) وَجَنَّاتٍ أَلْفَافًا (١٦

Terjemah Surat An Naba’ Ayat 6-16

6. [8]Bukankah Kami telah mengakibatkan bumi sebagai hamparan[9],

7. dan gunung-gunung sebagai pasak[10]?

8. dan Kami membuat kau berpasang-pasangan[11],

9. dan Kami mengakibatkan tidurmu untuk istirahat[12],

10. dan Kami mengakibatkan malam sebagai pakaian[13],

11. dan Kami mengakibatkan siang untuk mencari penghidupan,

12. dan Kami membangun di atas kau tujuh (langit) yang kokoh[14],

13. dan Kami mengakibatkan pelita yang terang-benderang (matahari),

14. dan Kami turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya,

15. untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian[15] dan tanam-tanaman[16],

16. dan kebun-kebun yang rindang[17].

Ayat 17-20: Kedahsyatan hari berbangkit dimana ia merupakan hari dukungan keputusan di antara hamba-hamba-Nya.

إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا (١٧) يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا (١٨)وَفُتِحَتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا (١٩) وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا (٢٠

Terjemah Surat An Naba’ Ayat 17-20

17. [18]Sungguh, hari keputusan ialah suatu waktu yang telah ditetapkan,

18. (yaitu) pada hari (ketika) sangsakala ditiup[19], kemudian kau datang[20] berbondong-bondong[21],

19. Dan langit pun dibukalah[22], maka terdapatlah beberapa pintu,

20. dan gunung-gunung pun dijalankan sehingga menjadi fatamorgana.

Ayat 21-30: Membicarakan perihal neraka Jahanam, azab yang ada di dalamnya yang telah disiapkan untuk orang kafir.

إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا (٢١) لِلطَّاغِينَ مَآبًا (٢٢) لابِثِينَ فِيهَا أَحْقَابًا (٢٣) لا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلا شَرَابًا (٢٤) إِلا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا (٢٥) جَزَاءً وِفَاقًا (٢٦) إِنَّهُمْ كَانُوا لا يَرْجُونَ حِسَابًا (٢٧) وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا كِذَّابًا (٢٨) وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَابًا (٢٩) فَذُوقُوا فَلَنْ نَزِيدَكُمْ إِلا عَذَابًا (٣٠

Terjemah Surat An Naba’ Ayat 21-30

21. Sungguh, (neraka) Jahanam itu (sebagai) daerah mengintai[23],

22. menjadi daerah kembali bagi orang-orang yang melampaui batas.

23. Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama,

24. mereka tidak mencicipi kesegaran di dalamnya[24] dan tidak (pula mendapat) minuman[25],

25. selain air yang mendidih[26] dan nanah[27],

26. sebagai pambalasan yang setimpal[28].

27. Sesungguhnya dahulu mereka tidak berharap (takut) kepada hisab[29],

28. dan mereka benar-benar mendustakan ayat-ayat Kami.

29. Dan segala sesuatu[30] telah Kami catat dalam suatu kitab (buku catatan amalan manusia)[31].

30. Karena itu rasakanlah![32] Maka tidak ada yang akan Kami tambahkan kepadamu selain azab[33].

Ayat 31-36: Membicarakan perihal orang-orang yang bertakwa dan kenikmatan yang Allah sediakan untuk mereka.

إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا (٣١) حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا (٣٢) وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا (٣٣) وَكَأْسًا دِهَاقًا (٣٤) لا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلا كِذَّابًا (٣٥) جَزَاءً مِنْ رَبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا (٣٦

Terjemah Surat An Naba’ Ayat 31-36

31. [34]Sungguh, orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan[35],

32. (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur,

33. dan gadis-gadis molek yang sebaya[36],

34. dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).

35. Di sana mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia maupun perkataan dusta[37].

36. Sebagai pembalasan dan dukungan yang cukup banyak dari Tuhanmu[38],

Ayat 37-40: Peristiwa yang akan disaksikan pada hari Kiamat dan perintah supaya insan menentukan jalan yang lurus yang mengarah kepada Tuhannya.

رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمَنِ لا يَمْلِكُونَ مِنْهُ خِطَابًا (٣٧) يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلائِكَةُ صَفًّا لا يَتَكَلَّمُونَ إِلا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَقَالَ صَوَابًا (٣٨) ذَلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ مَآبًا (٣٩) إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا (٤٠)

Terjemah Surat An Naba’ Ayat 37-40

37. [39]Tuhan (yang memelihara) langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pengasih[40], [41]mereka tidak sanggup berbicara dengan Dia.

38. Pada hari, dikala ruh[42] dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan beliau hanya menyampaikan yang benar[43].

39. Itulah hari yang pasti terjadi[44]. [45]Maka barang siapa yang menghendaki, pasti beliau menempuh jalan kembali kepada Tuhannya[46].

40. Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) azab yang dekat[47], pada hari insan melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya[48]; dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya seandainya dahulu saya jadi tanah[49].”


[1] Yakni orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah ibarat sebagian orang Quraisy.

[2] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menunjukan perihal sesuatu yang mereka pertanyakan itu.

[3] Yakni perihal apa yang dibawa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berupa Al Qur’an yang menyebutkan perihal kebangkitan, pembalasan dan lain-lain yang merupakan kebenaran tanpa keraguan lagi. Akan tetapi, orang-orang yang mendustakan pertemuan Tuhan mereka tetap saja tidak beriman, meskipun didatangkan setiap ayat hingga mereka melihat azab yang pedih.

[4] Orang-orang mukmin membenarkannya, sedangkan orang-orang kafir mengingkarinya,

[5] Ini ialah sanggahan terhadap pendapat orang-orang kafir Mekah yang mengingkari hari berbangkit dan hari kiamat.

[6] Sesuatu yang akan menimpa mereka tanggapan keingkaran mereka.

[7] Diulangi lagi ialah untuk menguatkan, dan pengulangan dengan memakai kata “Tsumma” (artinya: kemudian) ialah untuk memberitahukan, bahwa bahaya kedua lebih dahsyat daripada sebelumnya.

[8] Menurut penyusun tafsir Al Jalaalain, bahwa pada ayat ini dan setelahnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengisyaratkan mampunya Dia membangkitkan insan yang telah mati. Menurut Syaikh As Sa’diy, bahwa pada ayat ini dan setelahnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menunjukan nikmat-nikmat-Nya dan dalil-dalil yang memperlihatkan benarnya apa yang diberitakan para rasul.

[9] Yakni bukankah Kami anugerahkan kepada kau nikmat yang banyak; Kami jadikan untuk kau bumi sebagai hamparan sehingga siap ditempati, digarap dan dibentuk jalan.

[10] Agar bumi tidak goyang dengannya sebagaimana kemah tidak goyang dengan lantaran pasak. Kalimat pertanyaan pada ayat tersebut ialah untuk mengokohkan.

[11] Laki-laki dan wanita supaya yang satu merasa tenteram dengan yang lain, tumbuh rasa cinta dan kasih sayang, dan dari keduanya lahir keturunan.

[12] Bagi badanmu yang jikalau tidak diistirahatkan tentu akan memadharratkan badanmu. Oleh lantaran itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengakibatkan malam dan tidur mencakup insan untuk menghentikan gerakan mereka dan supaya tercapai istirahat yang bermanfaat.

[13] Malam itu disebut sebagai pakaian lantaran kegelapannya menutupi jagat sebagaimana pakaian menutupi tubuh manusia.

[14] Oleh lantaran itu, langit tetap tidak ringkih meskipun telah berlalu masa yang panjang. Allah Subhaanahu wa Ta'aala menahannya dengan kekuasaan-Nya dan menjadikannya sebagai atap bagi bumi.

[15] Yang dimakan manusia.

[16] Untuk dimakan binatang ternak mereka.

[17] Yang di sana terdapat banyak sekali macam buah-buahan yang enak. Nah, mengapa kau hingga mengingkari dan mendustakan gosip yang disampaikan oleh Allah ibarat kebangkitan dan pembalasan terhadap amal, padahal Dia telah mengaruniakan majemuk nikmat kepadamu hingga kau tidak sanggup menjumlahkan nikmat-nikmat itu. Demikian pula mengapa kau gunakan nikmat-nikmat yang diberikan-Nya untuk bermaksiat kepada-Nya?

[18] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan hal yang akan terjadi pada hari Kiamat, hari yang mereka saling bertanya-tanya tentangnya dan diingkari oleh orang-orang yang yang keras kepala. Hari yang besar yang Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah memutuskan waktunya.

[19] Oleh malaikat Israafil.

[20] Dari kuburmu.

[21] Pada hari itu terjadi kecemasan yang luar biasa yang mengakibatkan belum dewasa beruban, hati ketakutan, gunung-gunung dijalankan kemudian dijadikan ibarat bubuk yang dihambur-hamburkan, langit terbelah menjadi pintu-pintu dan Allah Subhaanahu wa Ta'aala menawarkan keputusan dengan hukum-Nya yang adil, api neraka yang Allah sediakan untuk orang-orang yang melampaui batas menyala, dan Dia jadikan neraka itu sebagai daerah tinggal mereka dalam waktu yang lama.

[22] Untuk turunnya malaikat.

[23] Maksudnya, di neraka Jahannam ada suatu daerah yang dari daerah itu para penjaga neraka mengintai dan mengawasi isi neraka.

[24] Ada yang menafsirkan “Kesejukan” di sini dengan tidur. Ada pula yang menafsirkan, bahwa mereka tidak mendapat sesuatu untuk menyejukkan kulit mereka.

[25] Untuk menghilangkan rasa haus mereka dan menyejukkan belahan dalam tubuh mereka. Dengan demikian, mereka mencicipi panas luar dan dalam.

[26] Yang memutuskan usus-usus mereka.

[27] Yaitu abses penghuni neraka; yang sangat amis dan sangat tidak yummy rasanya.

[28] Mereka mendapat eksekusi yang jelek itu ialah sebagai tanggapan yang sesuai dengan amal yang mereka lakukan. Allah tidaklah menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri. Pada ayat selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan beberapa amalan mereka sehingga mereka pantas mendapat azab itu.

[29] Mereka mengingkari kebangkitan dan pembalasan terhadap amal, sehingga mereka tidak bederma untuk akhirat.

[30] Sedikit maupun banyak, baik maupun buruk.

[31] Di antara yang tercatat dalam catatan amal itu ialah pendustaan mereka terhadap Al Qur’an.

[32] Azab yang pedih dan kehinaan yang awet wahai orang-orang yang mendustakan.

[33] Ayat ini merupakan ayat yang paling keras menunjukan perihal dahsyatnya azab neraka, semoga Allah melindungi kita darinya. Allahumma aamiin.

[34] Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan keadaan orang-orang yang berdosa, maka Dia menyebutkan keadaan orang-orang yang bertakwa, yaitu mereka yang menjaga diri mereka dari kemurkaan Tuhannya dengan menaati-Nya dan menahan diri dari apa yang dimurkai-Nya. Untuk mereka mafaaz, yaitu daerah kemenangan yang tidak lain ialah surga, dimana di dalamnya mereka memperoleh kebun-kebun, buah anggur, dan lain-lain ibarat yang disebutkan dalam ayat selanjutnya.

[35] Yaitu mendapat surga.

[36] Usianya dikala itu ialah usia yang paling pertengahan, yaitu 33 tahun.

[37] Bisa juga diartikan dengan perkataan yang mengandung dosa.

[38] Disebabkan amal yang mereka kerjakan atas taufiq Allah kepada mereka untuk bederma saleh.

[39] Yang menawarkan dukungan yang besar itu ialah Tuhan mereka; Tuhan yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya.

[40] Yang rahmat-Nya mencakup segala sesuatu. Dia yang mendidik dan merahmati mereka serta menawarkan kelembutannya kepada mereka sehingga mereka memperoleh apa yang mereka peroleh.

[41] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan keagungan dan kerajaan-Nya yang besar pada hari Kiamat, dan bahwa semua makhluk diam; tidak ada yang berbicara lantaran takut kepada-Nya.

[42] Para hebat tafsir berbeda pendapat perihal maksud ruh dalam ayat ini. Ada yang menyampaikan Jibril, ada yang menyampaikan tentara Allah, ada pula yang menyampaikan ruh manusia.

[43] Yakni yang sesuai dengan keridhaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

[44] Bisa juga diartikan hari yang hak, dimana pada hari itu kebatilan tidak akan laris dan kedustaan tidak akan bermanfaat.

[45] Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menawarkan targhib dan tarhib; menawarkan kabar bangga dan peringatan, maka Dia berfirman, “Maka barang siapa yang menghendaki, pasti beliau menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.”

[46] Yakni kembali kepada Allah dengan menaati-Nya supaya selamat dari azab dan mendapat kedudukan yang tinggi di sisi-Nya. Ayat ini dibatasi dengan ayat yang lain, yaitu firman Allah Ta’ala, “Dan kau tidak sanggup menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (Terj. At Takwir: 29) yakni, kita memang memiliki pilihan untuk melaksanakan sesuatu tanpa ada yang memaksa, akan tetapi pilihan dan kehendak kita mengikuti kehendak Allah, jikalau Dia menghendaki maka akan terjadi dan jikalau Dia tidak menghendaki, maka tidak akan terjadi. Allah Subhaanahu wa Ta'aala menunjukan demikian, ialah supaya insan tidak bersandar kepada dirinya dan kehendaknya, bahkan hendaknya ia mengetahui bahwa hal itu terkait dengan kehendak Allah sehingga ia pun meminta kepada Allah hidayah-Nya kepada apa yang dicintai-Nya dan diridhai-Nya.

[47] Yaitu hari Kiamat. Hal itu, lantaran setiap yang akan tiba ialah dekat.

[48] Oleh lantaran itu, sebelum ia bersedih lantaran melihat perbuatannya di akhirat, maka hendaknya ia melihat perbuatan yang dilakukannya kini sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, bekerjsama Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan.” (Terj. Al Hasyr: 18)

Jika ia mendapat kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah. Tetapi, jikalau yang ia dapatkan selain itu, maka janganlah ia cela kecuali dirinya.

[49] Sehingga saya tidak diazab. Orang kafir mengucapkan ibarat ini dikala Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman kepada binatang sesudah hewan-hewan itu membalas satu sama lain (melakukan qishas), “Jadilah tanah.”

===================
Ustadz Abu Muawiyyah Askari bin Jamal

1.Tafsir an Naba’ 11.2 MBArchive
2.Tafsir an Naba’ 23.8 MBArchive
3.Tafsir an Naba’ 33.4 MBArchive
4.Tafsir an Naba’ 41.5 MBArchive
5.Tafsir an Naba’ 51.6 MBArchive
6.Tafsir an Naba’ 62.1 MBArchive
7.Tafsir an Naba’ 71.8 MBArchive
8.Tafsir an Naba’ 83.7 MBArchive

Posting Komentar untuk "Kumpulan Tafsir An Naba’"