Ayat 26-35: Keadaan insan pada ketika sakratul maut, dan keadaan orang munafik dan orang kafir.
كَلا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ (٢٦) وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ (٢٧) وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ (٢٨) وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ (٢٩)إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ (٣٠)فَلا صَدَّقَ وَلا صَلَّى (٣١) وَلَكِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى (٣٢) ثُمَّ ذَهَبَ إِلَى أَهْلِهِ يَتَمَطَّى (٣٣) أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى (٣٤) ثُمَّ أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى (٣٥)
Terjemah Surat Al Qiyamah Ayat 26-35
26. [1]Tidak! [2] Apabila (nyawa) telah hingga ke kerongkongan,
27. dan dikatakan[3] (kepadanya), "Siapa yang sanggup menyembuhkan?" [4]
28. dan ia yakin bahwa itulah waktu perpisahan (dengan dunia)
29. dan bertaut[5] betis (kiri) dengan betis (kanan),
30. Kepada Tuhanmulah pada hari itu kau dihalau.
31. Karena ia (dahulu) tidak mau membenarkan (Al Qur’an dan Rasul)[6] dan tidak mau melakukan shalat,
32. Tetapi justru ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran)[7],
33. kemudian ia pergi kepada keluarganya, dengan sombong.
34. [8]Celakalah kamu! Maka celakalah!
35. Sekali lagi, celakalah kau (manusia)! Maka celakalah[9]!
Ayat 36-40: Manusia tidak dibiarkan begitu saja sesudah diciptakan, dalil-dalil yang mengatakan akan dibangkitkannya insan dan dikumpulkan, dan peringatan kepada insan terhadap hari itu.
أَيَحْسَبُ الإنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى (٣٦) أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى (٣٧) ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى (٣٨) فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأنْثَى (٣٩) أَلَيْسَ ذَلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى (٤٠)
Terjemah Surat Al Qiyamah Ayat 36-40
36. Apakah insan mengira, ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)[10]?
37. Bukankah ia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),
38. Kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, kemudian Allah menciptakannya dan menyempurnakannya,
39. Lalu Dia mengakibatkan darinya sepasang pria dan perempuan.
40. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?[11]
KANDUNGAN AYAT
[10] Yakni tidak dibebani dengan beban syariat (agama) dan tidak diberikan balasan.
@ Makhluk mustahil diciptakan begitu saja tanpa diperintah dan tanpa dilarang.
[11] Ya, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
كَلا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ (٢٦) وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ (٢٧) وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ (٢٨) وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ (٢٩)إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ (٣٠)فَلا صَدَّقَ وَلا صَلَّى (٣١) وَلَكِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى (٣٢) ثُمَّ ذَهَبَ إِلَى أَهْلِهِ يَتَمَطَّى (٣٣) أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى (٣٤) ثُمَّ أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى (٣٥)
Terjemah Surat Al Qiyamah Ayat 26-35
26. [1]Tidak! [2] Apabila (nyawa) telah hingga ke kerongkongan,
27. dan dikatakan[3] (kepadanya), "Siapa yang sanggup menyembuhkan?" [4]
28. dan ia yakin bahwa itulah waktu perpisahan (dengan dunia)
29. dan bertaut[5] betis (kiri) dengan betis (kanan),
30. Kepada Tuhanmulah pada hari itu kau dihalau.
31. Karena ia (dahulu) tidak mau membenarkan (Al Qur’an dan Rasul)[6] dan tidak mau melakukan shalat,
32. Tetapi justru ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran)[7],
33. kemudian ia pergi kepada keluarganya, dengan sombong.
34. [8]Celakalah kamu! Maka celakalah!
35. Sekali lagi, celakalah kau (manusia)! Maka celakalah[9]!
Ayat 36-40: Manusia tidak dibiarkan begitu saja sesudah diciptakan, dalil-dalil yang mengatakan akan dibangkitkannya insan dan dikumpulkan, dan peringatan kepada insan terhadap hari itu.
أَيَحْسَبُ الإنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى (٣٦) أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى (٣٧) ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى (٣٨) فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأنْثَى (٣٩) أَلَيْسَ ذَلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى (٤٠)
Terjemah Surat Al Qiyamah Ayat 36-40
36. Apakah insan mengira, ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)[10]?
37. Bukankah ia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),
38. Kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, kemudian Allah menciptakannya dan menyempurnakannya,
39. Lalu Dia mengakibatkan darinya sepasang pria dan perempuan.
40. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?[11]
KANDUNGAN AYAT
[1] Allah Subhaanahu wa Ta'aala menasihati hamba-hamba-Nya dengan menyebutkan keadaan orang yang sedang dijemput kematian, dan bahwa apabila ruh telah hingga di kerongkongan, maka penderitaan semakin berat dan dicarilah segala cara dan alasannya yaitu untuk menyembuhkan dan mengistirahatkannya. Oleh lantaran itu, pada ayat selanjutnya disebutkan, “Dan dikatakan (kepadanya), "Siapa yang sanggup menyembuhkan?"
[2] Kata ‘kalla’ di ayat ini sanggup diartikan ‘Ingatlah’.
[3] Orang-orang yang mengelilinginya akan berkata, “Siapakah yang sanggup menyembuhkannya?”
[4] Akan tetapi qadha’ dan qadar apabila tiba maka tidak ada yang sanggup menolaknya.
[5] Yakni merapat. Hal itu, lantaran demikian dahsyat penderitaan ketika itu dan ruh yang biasa menempel di tubuh diminta keluar, kemudian dihalau menghadap Allah semoga Dia membalas amalnya dan mereka mengakui perbuatannya.
Peringatan dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala ini sanggup membawa seseorang kepada keselamatan dan meninggalkan sesuatu yang sanggup membinasakannya, akan tetapi bagi orang yang membangkang tetap saja tidak bermanfaat peringatan dan ayat-ayat itu, bahkan ia senantiasa berada di atas kezalimannya, kekafirannya dan pembangkangannya sebagaimana yang diterangkan dalam ayat selanjutnya.
[6] Ia tidak beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari final dan qadar-Nya yang baik dan yang buruk.
[7] Dengan damai hatinya tanpa rasa takut kepada Tuhannya.
[8] Imam Nasa’i meriwayatkan dengan sanadnya yang hingga kepada Sa’id bin Jubair ia berkata: Aku bertanya kepada Ibnu Abbas (tentang firman Allah Ta’ala), “Celakalah kamu! Maka celakalah!-- Sekali lagi, celakalah kau (manusia)! Maka celakalah! Ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkannya kepada Abu Jahal, kemudian Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat tersebut.” (Syaikh Muqbil berkata, “Hadits tersebut para perawinya yaitu para perawi hadits shahih.”)
[9] Kutukan terhadap orang kafir ini diulang-ulang hingga empat kali: (1) Pada ketika ia akan mati, (2) Ketika berada dalam kubur, (3) Pada waktu hari berbangkit, dan (4) Di dalam neraka Jahanam.
[10] Yakni tidak dibebani dengan beban syariat (agama) dan tidak diberikan balasan.
[11] Ya, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Posting Komentar untuk "Kumpulan Tafsir Al Qiyamah Ayat 26-40"