Dalam agama Islam yang dimaksud dengan Iman yakni pembenaran atau percaya. Adakalanya seseorang bertanya-tanya atau timbul keraguan atas apa yang telah dia percayai itu. Contoh, ketika sobat Nabi Muhammad saw pernah bertanya kepada Nabi, "Wahai Nabi, ada ganjalan di dalam jiwa saya. Lebih baik rasanya terjerumus ke jurang yang dalam daripada mengucapkannya". Nabi pun bersabda, "Apakah kalian telah mencicipi itu?" "Kami merasakannya," jawab para sahabat. "Alhamdulillah, itulah iman," jawab Nabi Muhammad saw. Iman yang dimaksud ini tentu pembenaran yang menyangkut wacana apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw, yang pokok-pokoknya terlihat dalam rukun iman.
Masing-masing orang memiliki tingkatan keimanan yang berbeda. Iman seseorang pun bahkan dapat berbeda pada satu dikala dibanding dengan dikala lainnya. Artinya iman itu dapat bertambah dan dapat berkurang. Pada tahap awal, pada orang yang katanya beriman, akan timbul banyak sekali pertanyaan dalam dirinya wacana objek-objek keimanannya itu. Hal itu wajar, bahkan dalam Al-Quran pada surat Al-Baqarah ayat 260 diungkapkan dimana Nabi Ibrahim as masih juga bertanya kepada Allah saw wacana hari kiamat.
Makara iman itu hanya dapat dirasakan bagi orang yang menyatakan dirinya beriman. Dan orang beriman wajib untuk memupuk atau menjaga keimanannya dengan cara membaca wacana agama, bertanya pada ulama atau banyak beribadah, sehingga tak ada lagi keraguan dalam hatinya terhadap apa yang diimankan itu.
Masing-masing orang memiliki tingkatan keimanan yang berbeda. Iman seseorang pun bahkan dapat berbeda pada satu dikala dibanding dengan dikala lainnya. Artinya iman itu dapat bertambah dan dapat berkurang. Pada tahap awal, pada orang yang katanya beriman, akan timbul banyak sekali pertanyaan dalam dirinya wacana objek-objek keimanannya itu. Hal itu wajar, bahkan dalam Al-Quran pada surat Al-Baqarah ayat 260 diungkapkan dimana Nabi Ibrahim as masih juga bertanya kepada Allah saw wacana hari kiamat.
Makara iman itu hanya dapat dirasakan bagi orang yang menyatakan dirinya beriman. Dan orang beriman wajib untuk memupuk atau menjaga keimanannya dengan cara membaca wacana agama, bertanya pada ulama atau banyak beribadah, sehingga tak ada lagi keraguan dalam hatinya terhadap apa yang diimankan itu.
Posting Komentar untuk "Bertanya Wacana Iman"