Ayat 26-45: Keadaan pada hari Kiamat, hisab, dan azab bagi orang-orang yang berdosa di neraka Jahanam.
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (٢٦) وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ (٢٧)فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٢٨) يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ (٢٩)فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٣٠) سَنَفْرُغُ لَكُمْ أَيُّهَا الثَّقَلانِ (٣١) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٣٢) يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالإنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ فَانْفُذُوا لا تَنْفُذُونَ إِلا بِسُلْطَانٍ (٣٣) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٣٤) يُرْسَلُ عَلَيْكُمَا شُوَاظٌ مِنْ نَارٍ وَنُحَاسٌ فَلا تَنْتَصِرَانِ (٣٥) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٣٦) فَإِذَا انْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهَانِ (٣٧) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٣٨) فَيَوْمَئِذٍ لا يُسْأَلُ عَنْ ذَنْبِهِ إِنْسٌ وَلا جَانٌّ (٣٩) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٤٠) يُعْرَفُ الْمُجْرِمُونَ بِسِيمَاهُمْ فَيُؤْخَذُ بِالنَّوَاصِي وَالأقْدَامِ (٤١)فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٤٢)هَذِهِ جَهَنَّمُ الَّتِي يُكَذِّبُ بِهَا الْمُجْرِمُونَ (٤٣) يَطُوفُونَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ حَمِيمٍ آنٍ (٤٤)فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٤٥)
Terjemah Surat Ar Rahman Ayat 26-45
26. Semua yang ada di bumi itu[1] akan binasa.
27. Tetapi zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran[2] dan kemuliaan[3] tetap kekal.
28. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
29. Apa yang di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya[4]. Setiap waktu Dia dalam kesibukan[5].
30. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
31. Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu[6] wahai (golongan) insan dan jin.
32. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
33. [7]Wahai golongan jin dan manusia! Jika kau sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan bisa menembusnya kecuali dengan kekuatan[8].
34. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
35. [9]Kepada kau (jin dan manusia), akan dikirim nyala api dan cairan tembaga (panas)[10] sehingga kau tidak sanggup menyelamatkan diri (darinya)[11].
36. [12]Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
37. [13]Maka apabila langit telah terbelah[14] dan menjadi merah mawar menyerupai (kilauan) minyak[15].
38. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
39. Maka pada hari itu insan dan jin tidak ditanya wacana dosanya[16].
40. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
41. Orang-orang yang berdosa itu diketahui dengan tanda-tandanya[17], kemudian direnggut ubun-ubun dan kakinya[18].
42. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
43. Inilah neraka Jahanam yang didustakan oleh orang-orang yang berdosa.
44. Mereka berkeliling di sana dan di antara air yang mendidih[19].
45. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
[1] Baik manusia, jin, binatang dan makhluk-makhluk lainnya.
[2] Yakni yang mempunyai keagungan dan kebesaran; yang diagungkan dan dibesarkan.
[3] Ikraam artinya yang luas karunia dan kemurahan-Nya, serta yang menghendaki untuk memuliakan para wali dan makhluk pilihan-Nya dengan aneka macam bentuk pemuliaan, dimana Dia dimuliakan, diagungkan, dicintai dan diibadahi oleh para wali-Nya.
[4] Baik dengan lisaanul maqaal (lisan) maupun lisaanul haal (keadaan).
Allah Subhaanahu wa Ta'aala Mahakaya zat-Nya tidak membutuhkan semua makhluk-Nya dan Mahaluas kemurahan-Nya. Semua makhluk butuh kepada-Nya meminta dipenuhi kebutuhannya dan mereka tidak pernah cukup terhadapnya sekejap mata pun atau kurang dari itu.
[5] Dia mengayakan yang miskin, menutupi hati yang sedih, memberi kepada suatu kaum dan menghalangi yang lain, menciptakan, menghidupkan dan mematikan, memuliakan dan menghinakan, meninggikan dan merendahkan, memelihara, memberi rezki, mengabulkan doa dan lain lain. Dia tidak pernah lelah terhadapnya dan tidak pernah bosan terhadap seruan makhluk-Nya yang begitu banyak dan terus menerus. Dia senantiasa menampilkan apa yang telah ditetapkan-Nya di zaman azali (yang tidak ada awalnya) pada waktu-waktunya yang sesuai hikmah-Nya, baik ketetapan agama yang berupa perintah dan larangan, ketetapan qadari terhadap hamba-hamba-Nya selama mereka tinggal di dunia, sehingga ketika telah tepat makhluk itu dan Allah telah membinasakan mereka, Dia menampilkan ketetapan jaza’i(pembalasan)-Nya dan memperlihatkan kepada mereka keadilan, karunia dan ihsan-Nya yang banyak, dimana dengannya mereka sanggup mengenal-Nya dan mentauhidkan-Nya. Dia memindahkan insan dari daerah ujian (dunia) menuju kepada kehidupan yang sesungguhnya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya alam abadi itulah kehidupan yang sebenarnya, kalau mereka mengetahui.” (Al ‘Ankabut: 64)
Maka Mahasuci Allah Tuhan Yang Maha Pemberi yang pemberian-Nya merata kepada penduduk langit dan bumi, dan kelembutan-Nya mengena kepada semua makhluk di setiap waktu dan setiap saat.
[6] Untuk menghisab dan menawarkan akhir terhadap amal yang kau kerjakan selama di dunia.
[7] Apabila Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengumpulkan mereka di mauqif (tempat perhentian menyerupai di padang mahsyar) pada hari Kiamat, maka Allah memberitahukan kelemahan mereka, sempurnanya kekuasaan-Nya, berlakunya kehendak dan kekuasaan-Nya, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman sebagaimana pada ayat di atas menunjukan kelemahan mereka.
[8] Bagaimana mereka memilikinya sedangkan mereka tidak berkuasa menawarkan manfaat kepada diri mereka dan menghindarkan madharrat dari diri mereka, tidak bisa menghidupkan dan tidak bisa mematikan serta tidak bisa membangkitkan?! Pada daerah itu (padang mahsyar) tidak ada seorang pun yang berani bicara kecuali dengan izin-Nya dan tidak terdengar selain bunyi bisik-bisik. Di daerah itu, semua insan sama, baik raja maupun rakyatnya, pemimpin maupun yang dipimpin, orang kaya maupun orang miskin.
[9] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan apa yang disiapkan-Nya untuk mereka di daerah itu.
[10] Syaikh As Sa’diy menunjukan wacana syuwaazh, yaitu nyala api yang bersih, sedangkan nuhaas, yaitu nyala api yang bercampur asap. Maksudnya kedua ini yaitu bahwa keduanya akan dikirimkan untuk mengepung jin dan insan biar tidak melarikan diri.
[11] Mujahid berkata, “Tembaga yaitu kuningan yang dilebur kemudian dituangkan di atas kepala mereka.” Maksudnya, Kalau kau (wahai jin dan manusia) pergi melarikan diri pada hari Kiamat, tentu para malaikat dan malaikat Zabaniyah akan mengembalikan kau dengan mengirimkan nyala api dan tembaga yang dileburkan yang akan ditimpakan kepada kau biar kau kembali (ke padang mahsyar).
[12] Oleh alasannya yaitu penakutan-Nya kepada hamba-hamba-Nya merupakan nikmat-Nya kepada mereka sekaligus sebagai cemeti untuk menggiring mereka ke daerah yang tinggi dan untuk memperoleh dukungan yang paling baik yang diberikan-Nya kepada mereka, maka Dia berfirman, “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?”
[13] Pada hari Kiamat alasannya yaitu dahsyatnya keadaan ketika itu, banyaknya kegelisahan, rasa takut tidak kunjung henti, matahari dan bulan diredupkan dan bintang-bintang berjatuhan maka langit menjadi merah mawar menyerupai (kilauan) minyak, yakni menyerupai cairan logam dan timah yang mencair.
[14] Menjadi pintu-pintu untuk turunnya malaikat.
[15] Jika demikian, maka sungguh dahsyat dan mengerikan bencana ketika itu.
[16] Tetapi pada waktu yang lain. Atau maksudnya, bahwa pada hari itu insan dan jin tidak dimintai informasi wacana apa yang terjadi alasannya yaitu Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengetahui yang mistik dan yang tampak, yang kemudian dan yang akan datang. Dia ingin menawarkan akhir kepada hamba sesuai yang diketahui-Nya terhadap keadaan mereka, dan Dia telah mengadakan tanda pada hari Kiamat untuk orang-orang yang baik dan orang-orang yang jelek yang dengannya mereka sanggup dikenali sebagaimana firman-Nya di ayat lain, “Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. (Terj. Ali Imran: 106)
[17] Yaitu dengan hitam wajahnya dan biru matanya sebagaimana yang dikatakan Qatadah dan Al Hasan.
[18] Maksudnya, ubun-ubun orang yang berdosa dan kakinya direnggut kemudian dilempar ke dalam neraka dan mereka diseret di sana. Allah Subhaanahu wa Ta'aala kalau bertanya kepada mereka, maka maksudnya pertanyaan untuk menghinakan dan biar mereka mengakuinya alasannya yaitu Dia lebih mengetahui dari mereka, akan tetapi Dia ingin memperlihatkan kepada makhluk hujjah-Nya yang besar lengan berkuasa dan hikmah-Nya yang dalam.
[19] Mereka akan meminumnya ketika meminta pertolongan dari panasnya api neraka.
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (٢٦) وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ (٢٧)فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٢٨) يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ (٢٩)فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٣٠) سَنَفْرُغُ لَكُمْ أَيُّهَا الثَّقَلانِ (٣١) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٣٢) يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالإنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ فَانْفُذُوا لا تَنْفُذُونَ إِلا بِسُلْطَانٍ (٣٣) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٣٤) يُرْسَلُ عَلَيْكُمَا شُوَاظٌ مِنْ نَارٍ وَنُحَاسٌ فَلا تَنْتَصِرَانِ (٣٥) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٣٦) فَإِذَا انْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهَانِ (٣٧) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٣٨) فَيَوْمَئِذٍ لا يُسْأَلُ عَنْ ذَنْبِهِ إِنْسٌ وَلا جَانٌّ (٣٩) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٤٠) يُعْرَفُ الْمُجْرِمُونَ بِسِيمَاهُمْ فَيُؤْخَذُ بِالنَّوَاصِي وَالأقْدَامِ (٤١)فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٤٢)هَذِهِ جَهَنَّمُ الَّتِي يُكَذِّبُ بِهَا الْمُجْرِمُونَ (٤٣) يَطُوفُونَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ حَمِيمٍ آنٍ (٤٤)فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٤٥)
Terjemah Surat Ar Rahman Ayat 26-45
26. Semua yang ada di bumi itu[1] akan binasa.
27. Tetapi zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran[2] dan kemuliaan[3] tetap kekal.
28. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
29. Apa yang di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya[4]. Setiap waktu Dia dalam kesibukan[5].
30. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
31. Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu[6] wahai (golongan) insan dan jin.
32. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
33. [7]Wahai golongan jin dan manusia! Jika kau sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan bisa menembusnya kecuali dengan kekuatan[8].
34. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
35. [9]Kepada kau (jin dan manusia), akan dikirim nyala api dan cairan tembaga (panas)[10] sehingga kau tidak sanggup menyelamatkan diri (darinya)[11].
36. [12]Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
37. [13]Maka apabila langit telah terbelah[14] dan menjadi merah mawar menyerupai (kilauan) minyak[15].
38. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
39. Maka pada hari itu insan dan jin tidak ditanya wacana dosanya[16].
40. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
41. Orang-orang yang berdosa itu diketahui dengan tanda-tandanya[17], kemudian direnggut ubun-ubun dan kakinya[18].
42. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
43. Inilah neraka Jahanam yang didustakan oleh orang-orang yang berdosa.
44. Mereka berkeliling di sana dan di antara air yang mendidih[19].
45. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
[1] Baik manusia, jin, binatang dan makhluk-makhluk lainnya.
[2] Yakni yang mempunyai keagungan dan kebesaran; yang diagungkan dan dibesarkan.
[3] Ikraam artinya yang luas karunia dan kemurahan-Nya, serta yang menghendaki untuk memuliakan para wali dan makhluk pilihan-Nya dengan aneka macam bentuk pemuliaan, dimana Dia dimuliakan, diagungkan, dicintai dan diibadahi oleh para wali-Nya.
[4] Baik dengan lisaanul maqaal (lisan) maupun lisaanul haal (keadaan).
Allah Subhaanahu wa Ta'aala Mahakaya zat-Nya tidak membutuhkan semua makhluk-Nya dan Mahaluas kemurahan-Nya. Semua makhluk butuh kepada-Nya meminta dipenuhi kebutuhannya dan mereka tidak pernah cukup terhadapnya sekejap mata pun atau kurang dari itu.
[5] Dia mengayakan yang miskin, menutupi hati yang sedih, memberi kepada suatu kaum dan menghalangi yang lain, menciptakan, menghidupkan dan mematikan, memuliakan dan menghinakan, meninggikan dan merendahkan, memelihara, memberi rezki, mengabulkan doa dan lain lain. Dia tidak pernah lelah terhadapnya dan tidak pernah bosan terhadap seruan makhluk-Nya yang begitu banyak dan terus menerus. Dia senantiasa menampilkan apa yang telah ditetapkan-Nya di zaman azali (yang tidak ada awalnya) pada waktu-waktunya yang sesuai hikmah-Nya, baik ketetapan agama yang berupa perintah dan larangan, ketetapan qadari terhadap hamba-hamba-Nya selama mereka tinggal di dunia, sehingga ketika telah tepat makhluk itu dan Allah telah membinasakan mereka, Dia menampilkan ketetapan jaza’i(pembalasan)-Nya dan memperlihatkan kepada mereka keadilan, karunia dan ihsan-Nya yang banyak, dimana dengannya mereka sanggup mengenal-Nya dan mentauhidkan-Nya. Dia memindahkan insan dari daerah ujian (dunia) menuju kepada kehidupan yang sesungguhnya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya alam abadi itulah kehidupan yang sebenarnya, kalau mereka mengetahui.” (Al ‘Ankabut: 64)
Maka Mahasuci Allah Tuhan Yang Maha Pemberi yang pemberian-Nya merata kepada penduduk langit dan bumi, dan kelembutan-Nya mengena kepada semua makhluk di setiap waktu dan setiap saat.
[6] Untuk menghisab dan menawarkan akhir terhadap amal yang kau kerjakan selama di dunia.
[7] Apabila Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengumpulkan mereka di mauqif (tempat perhentian menyerupai di padang mahsyar) pada hari Kiamat, maka Allah memberitahukan kelemahan mereka, sempurnanya kekuasaan-Nya, berlakunya kehendak dan kekuasaan-Nya, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman sebagaimana pada ayat di atas menunjukan kelemahan mereka.
[8] Bagaimana mereka memilikinya sedangkan mereka tidak berkuasa menawarkan manfaat kepada diri mereka dan menghindarkan madharrat dari diri mereka, tidak bisa menghidupkan dan tidak bisa mematikan serta tidak bisa membangkitkan?! Pada daerah itu (padang mahsyar) tidak ada seorang pun yang berani bicara kecuali dengan izin-Nya dan tidak terdengar selain bunyi bisik-bisik. Di daerah itu, semua insan sama, baik raja maupun rakyatnya, pemimpin maupun yang dipimpin, orang kaya maupun orang miskin.
[9] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan apa yang disiapkan-Nya untuk mereka di daerah itu.
[10] Syaikh As Sa’diy menunjukan wacana syuwaazh, yaitu nyala api yang bersih, sedangkan nuhaas, yaitu nyala api yang bercampur asap. Maksudnya kedua ini yaitu bahwa keduanya akan dikirimkan untuk mengepung jin dan insan biar tidak melarikan diri.
[11] Mujahid berkata, “Tembaga yaitu kuningan yang dilebur kemudian dituangkan di atas kepala mereka.” Maksudnya, Kalau kau (wahai jin dan manusia) pergi melarikan diri pada hari Kiamat, tentu para malaikat dan malaikat Zabaniyah akan mengembalikan kau dengan mengirimkan nyala api dan tembaga yang dileburkan yang akan ditimpakan kepada kau biar kau kembali (ke padang mahsyar).
[12] Oleh alasannya yaitu penakutan-Nya kepada hamba-hamba-Nya merupakan nikmat-Nya kepada mereka sekaligus sebagai cemeti untuk menggiring mereka ke daerah yang tinggi dan untuk memperoleh dukungan yang paling baik yang diberikan-Nya kepada mereka, maka Dia berfirman, “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?”
[13] Pada hari Kiamat alasannya yaitu dahsyatnya keadaan ketika itu, banyaknya kegelisahan, rasa takut tidak kunjung henti, matahari dan bulan diredupkan dan bintang-bintang berjatuhan maka langit menjadi merah mawar menyerupai (kilauan) minyak, yakni menyerupai cairan logam dan timah yang mencair.
[14] Menjadi pintu-pintu untuk turunnya malaikat.
[15] Jika demikian, maka sungguh dahsyat dan mengerikan bencana ketika itu.
[16] Tetapi pada waktu yang lain. Atau maksudnya, bahwa pada hari itu insan dan jin tidak dimintai informasi wacana apa yang terjadi alasannya yaitu Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengetahui yang mistik dan yang tampak, yang kemudian dan yang akan datang. Dia ingin menawarkan akhir kepada hamba sesuai yang diketahui-Nya terhadap keadaan mereka, dan Dia telah mengadakan tanda pada hari Kiamat untuk orang-orang yang baik dan orang-orang yang jelek yang dengannya mereka sanggup dikenali sebagaimana firman-Nya di ayat lain, “Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. (Terj. Ali Imran: 106)
[17] Yaitu dengan hitam wajahnya dan biru matanya sebagaimana yang dikatakan Qatadah dan Al Hasan.
[18] Maksudnya, ubun-ubun orang yang berdosa dan kakinya direnggut kemudian dilempar ke dalam neraka dan mereka diseret di sana. Allah Subhaanahu wa Ta'aala kalau bertanya kepada mereka, maka maksudnya pertanyaan untuk menghinakan dan biar mereka mengakuinya alasannya yaitu Dia lebih mengetahui dari mereka, akan tetapi Dia ingin memperlihatkan kepada makhluk hujjah-Nya yang besar lengan berkuasa dan hikmah-Nya yang dalam.
[19] Mereka akan meminumnya ketika meminta pertolongan dari panasnya api neraka.
Posting Komentar untuk "Kumpulan Tafsir Ar Rahman Ayat 26-45"