Ayat 34-43: Perbandingan antara orang-orang yang bertakwa dengan orang-orang yang berdosa, apa yang Allah siapkan untuk dua golongan itu, dan keadaan orang-orang yang berdosa pada hari Kiamat.
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ (٣٤) أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ (٣٥) مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ (٣٦) أَمْ لَكُمْ كِتَابٌ فِيهِ تَدْرُسُونَ (٣٧) إِنَّ لَكُمْ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ (٣٨) أَمْ لَكُمْ أَيْمَانٌ عَلَيْنَا بَالِغَةٌ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِنَّ لَكُمْ لَمَا تَحْكُمُونَ (٣٩) سَلْهُمْ أَيُّهُمْ بِذَلِكَ زَعِيمٌ (٤٠) أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ فَلْيَأْتُوا بِشُرَكَائِهِمْ إِنْ كَانُوا صَادِقِينَ (٤١)يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلا يَسْتَطِيعُونَ (٤٢) خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ وَقَدْ كَانُوا يُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ وَهُمْ سَالِمُونَ (٤٣)
Terjemah Surat Al Qalam Ayat 34-43
34. [1]Sungguh, bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) nirwana yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya.
35. Apakah patut Kami memperlakukan orang-orang Islam itu menyerupai orang-orang yang berdosa (orang kafir)[2]?
36. Mengapa kau (berbuat demikian)? Bagaimana kau mengambil keputusan.
37. Atau apakah kau mempunyai kitab (yang diturunkan Allah) yang kau pelajari?
38. Sesungguhnya kau sanggup menentukan apa saja yang ada di dalamnya.
39. Atau apakah kau memperoleh (janji-janji yang diperkuat dengan) sumpah dari Kami, yang tetap berlaku hingga hari Kiamat; bahwa kau sanggup mengambil keputusan (sekehendakmu)?
40. Tanyakanlah kepada mereka, "Siapakah di antara mereka yang bertanggung jawab terhadap (keputusan yang diambil itu[3])?"
41. Atau apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu?[4] Kalau begitu hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya kalau mereka orang-orang yang benar.
42. [5](Ingatlah) pada hari saat betis disingkapkan[6] dan mereka diseru untuk bersujud; maka mereka tidak mampu[7],
43. pandangan mereka tertunduk ke bawah, diliputi kehinaan. Dan sungguh, dahulu (di dunia) mereka telah diseru untuk bersujud[8] waktu mereka sehat (tetapi mereka tidak melakukan).
[1] Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan apa yang disiapkan-Nya untuk orang-orang yang bertakwa yang menjauhi kekafiran dan kemaksiatan yaitu kenikmatan dan kehidupan yang sejahtera di sisi Allah Subhaanahu wa Ta'aala, dan bahwa kebijaksanaan-Nya tidak menghendaki untuk menyebabkan orang-orang yang taat kepada Tuhan mereka dan tunduk kepada perintah-Nya serta mengikuti keridhaan-Nya sama dengan orang-orang yang berdosa yang menjatuhkan dirinya ke lembah kemaksiatan, kekafiran kepada ayat-ayat-Nya, menentang para rasul-Nya dan memerangi para wali-Nya, dan bahwa siapa saja yang menerka bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyamakan balasannya, maka ia telah salah menetapkan dan keputusannya yaitu batil, pandangannya salah dan bahwa orang-orang yang berdosa itu saat menyangka begitu sama sekali tidak punya sandaran, mereka tidak punya kitab yang mereka pelajari dan mereka baca bahwa mereka termasuk penghuni nirwana dan bahwa untuk mereka segala yang mereka minta dan mau. Mereka sama sekali tidak mempunyai perjanjian dengan Allah Subhaanahu wa Ta'aala bahwa untuk mereka semua yang mereka menetapkan dan mereka juga tidak mempunyai sekutu-sekutu dan para pembantu yang membantu mereka untuk tercapainya apa yang mereka inginkan. Jika mereka mempunyai sekutu-sekutu dan para pembantu, maka hendaklah mereka hadirkan kalau mereka memang orang-orang yang benar. Sudah maklum, bahwa semua itu tidak mereka miliki; mereka tidak mempunyai kitab, tidak mempunyai perjanjian untuk selamat di sisi Allah dan tidak mempunyai sekutu yang membantu mereka, sehingga dakwaan mereka yaitu batil dan rusak.
[2] Maksudnya, apakah sama akhir yang disediakan Allah untuk masing-masing mereka? Tentu tidak sama.
[3] Yaitu bahwa mereka di darul abadi diberikan yang lebih baik daripada kaum mukmin. Jelas, bahwa mereka tidak mempunyai orang yang siap bertanggung jawab terhadap keputusan ini.
[4] Yang setuju dengan mereka dalam perkataan itu atau memperlihatkan pinjaman kepada mereka.
[5] Pada hari Kiamat Allah Subhaanahu wa Ta'aala tiba untuk memperlihatkan keputusan di antara hamba-hamba-Nya dan memperlihatkan balasan, kemudian Dia menyingkapkan betis-Nya yang mulia yang tidak menyerupai dengan sesuatu apa pun, saat itu itu insan menyaksikan keagungan Allah dan kebesaran-Nya yang mustahil diungkapkan. Ketika itu, mereka dipanggil untuk sujud kepada Allah, maka sujudlah orang-orang mukmin yang biasa bersujud kepada Allah dengan suka rela, sedangkan orang-orang fasik dan orang-orang munafik pergi supaya sanggup sujud, namun mereka tidak sanggup untuk sujud dan punggung mereka tetap rata. Balasan menyerupai ini sesuai dengan amal mereka saat di dunia, alasannya yaitu saat mereka dipanggil di dunia untuk sujud kepada Allah, mengesakan-Nya dan beribadah kepada-Nya dalam keadaan sehat, namun mereka enggan dan sombong melakukannya, maka anda tidak perlu bertanya ihwal keadaan mereka dan buruknya daerah kembali mereka, kaena Allah telah marah kepada mereka dan mereka telah tetap mendapat ketetapan azab dan terputuslah segala korelasi serta tidak bermanfaat pernyesalan mereka, dan tidak pula uzur mereka pada hari Kiamat. Dalam ayat ini terdapat sesuatu yang menciptakan hati takut mengerjakan maksiat dan berusaha mengejar yang telah luput selagi masih ada waktu.
[6] Disebutkan dalam Shahih Bukhari, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
فَيَكْشِف عَنْ سَاقِهِ ، فَيَسْجُد لَهُ كُلّ مُؤْمِن وَيَبْقَى مَنْ كَانَ يَسْجُد رِيَاءً وَسُمْعَةً فَيَذْهَب كَيْمَا يَسْجُد فَيَصِير ظَهْرُهُ طَبَقًا وَاحِدًا
“Maka Dia (Allah) menyingkapkan betis-Nya, kemudian setiap mukmin bersujud kepada-Nya dan tinggallah orang yang sujud alasannya yaitu riya’ dan sum’ah; ia pun pergi untuk sujud, maka punggungnya menjadi rata lagi.”
[7] Mereka diminta sujud itu yaitu untuk menguji keimanan mereka Padahal mereka tidak sanggup lagi alasannya yaitu persendian tulang-tulang mereka telah lemah dan azab sudah mencakup mereka.
[8] Yakni dipanggil shalat dengan ucapan, “Hayya ‘alash shalaah” (artinya: Marilah kita shalat).
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ (٣٤) أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ (٣٥) مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ (٣٦) أَمْ لَكُمْ كِتَابٌ فِيهِ تَدْرُسُونَ (٣٧) إِنَّ لَكُمْ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ (٣٨) أَمْ لَكُمْ أَيْمَانٌ عَلَيْنَا بَالِغَةٌ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِنَّ لَكُمْ لَمَا تَحْكُمُونَ (٣٩) سَلْهُمْ أَيُّهُمْ بِذَلِكَ زَعِيمٌ (٤٠) أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ فَلْيَأْتُوا بِشُرَكَائِهِمْ إِنْ كَانُوا صَادِقِينَ (٤١)يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلا يَسْتَطِيعُونَ (٤٢) خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ وَقَدْ كَانُوا يُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ وَهُمْ سَالِمُونَ (٤٣)
Terjemah Surat Al Qalam Ayat 34-43
34. [1]Sungguh, bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) nirwana yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya.
35. Apakah patut Kami memperlakukan orang-orang Islam itu menyerupai orang-orang yang berdosa (orang kafir)[2]?
36. Mengapa kau (berbuat demikian)? Bagaimana kau mengambil keputusan.
37. Atau apakah kau mempunyai kitab (yang diturunkan Allah) yang kau pelajari?
38. Sesungguhnya kau sanggup menentukan apa saja yang ada di dalamnya.
39. Atau apakah kau memperoleh (janji-janji yang diperkuat dengan) sumpah dari Kami, yang tetap berlaku hingga hari Kiamat; bahwa kau sanggup mengambil keputusan (sekehendakmu)?
40. Tanyakanlah kepada mereka, "Siapakah di antara mereka yang bertanggung jawab terhadap (keputusan yang diambil itu[3])?"
41. Atau apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu?[4] Kalau begitu hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya kalau mereka orang-orang yang benar.
42. [5](Ingatlah) pada hari saat betis disingkapkan[6] dan mereka diseru untuk bersujud; maka mereka tidak mampu[7],
43. pandangan mereka tertunduk ke bawah, diliputi kehinaan. Dan sungguh, dahulu (di dunia) mereka telah diseru untuk bersujud[8] waktu mereka sehat (tetapi mereka tidak melakukan).
[1] Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan apa yang disiapkan-Nya untuk orang-orang yang bertakwa yang menjauhi kekafiran dan kemaksiatan yaitu kenikmatan dan kehidupan yang sejahtera di sisi Allah Subhaanahu wa Ta'aala, dan bahwa kebijaksanaan-Nya tidak menghendaki untuk menyebabkan orang-orang yang taat kepada Tuhan mereka dan tunduk kepada perintah-Nya serta mengikuti keridhaan-Nya sama dengan orang-orang yang berdosa yang menjatuhkan dirinya ke lembah kemaksiatan, kekafiran kepada ayat-ayat-Nya, menentang para rasul-Nya dan memerangi para wali-Nya, dan bahwa siapa saja yang menerka bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyamakan balasannya, maka ia telah salah menetapkan dan keputusannya yaitu batil, pandangannya salah dan bahwa orang-orang yang berdosa itu saat menyangka begitu sama sekali tidak punya sandaran, mereka tidak punya kitab yang mereka pelajari dan mereka baca bahwa mereka termasuk penghuni nirwana dan bahwa untuk mereka segala yang mereka minta dan mau. Mereka sama sekali tidak mempunyai perjanjian dengan Allah Subhaanahu wa Ta'aala bahwa untuk mereka semua yang mereka menetapkan dan mereka juga tidak mempunyai sekutu-sekutu dan para pembantu yang membantu mereka untuk tercapainya apa yang mereka inginkan. Jika mereka mempunyai sekutu-sekutu dan para pembantu, maka hendaklah mereka hadirkan kalau mereka memang orang-orang yang benar. Sudah maklum, bahwa semua itu tidak mereka miliki; mereka tidak mempunyai kitab, tidak mempunyai perjanjian untuk selamat di sisi Allah dan tidak mempunyai sekutu yang membantu mereka, sehingga dakwaan mereka yaitu batil dan rusak.
[2] Maksudnya, apakah sama akhir yang disediakan Allah untuk masing-masing mereka? Tentu tidak sama.
[3] Yaitu bahwa mereka di darul abadi diberikan yang lebih baik daripada kaum mukmin. Jelas, bahwa mereka tidak mempunyai orang yang siap bertanggung jawab terhadap keputusan ini.
[4] Yang setuju dengan mereka dalam perkataan itu atau memperlihatkan pinjaman kepada mereka.
[5] Pada hari Kiamat Allah Subhaanahu wa Ta'aala tiba untuk memperlihatkan keputusan di antara hamba-hamba-Nya dan memperlihatkan balasan, kemudian Dia menyingkapkan betis-Nya yang mulia yang tidak menyerupai dengan sesuatu apa pun, saat itu itu insan menyaksikan keagungan Allah dan kebesaran-Nya yang mustahil diungkapkan. Ketika itu, mereka dipanggil untuk sujud kepada Allah, maka sujudlah orang-orang mukmin yang biasa bersujud kepada Allah dengan suka rela, sedangkan orang-orang fasik dan orang-orang munafik pergi supaya sanggup sujud, namun mereka tidak sanggup untuk sujud dan punggung mereka tetap rata. Balasan menyerupai ini sesuai dengan amal mereka saat di dunia, alasannya yaitu saat mereka dipanggil di dunia untuk sujud kepada Allah, mengesakan-Nya dan beribadah kepada-Nya dalam keadaan sehat, namun mereka enggan dan sombong melakukannya, maka anda tidak perlu bertanya ihwal keadaan mereka dan buruknya daerah kembali mereka, kaena Allah telah marah kepada mereka dan mereka telah tetap mendapat ketetapan azab dan terputuslah segala korelasi serta tidak bermanfaat pernyesalan mereka, dan tidak pula uzur mereka pada hari Kiamat. Dalam ayat ini terdapat sesuatu yang menciptakan hati takut mengerjakan maksiat dan berusaha mengejar yang telah luput selagi masih ada waktu.
[6] Disebutkan dalam Shahih Bukhari, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
فَيَكْشِف عَنْ سَاقِهِ ، فَيَسْجُد لَهُ كُلّ مُؤْمِن وَيَبْقَى مَنْ كَانَ يَسْجُد رِيَاءً وَسُمْعَةً فَيَذْهَب كَيْمَا يَسْجُد فَيَصِير ظَهْرُهُ طَبَقًا وَاحِدًا
“Maka Dia (Allah) menyingkapkan betis-Nya, kemudian setiap mukmin bersujud kepada-Nya dan tinggallah orang yang sujud alasannya yaitu riya’ dan sum’ah; ia pun pergi untuk sujud, maka punggungnya menjadi rata lagi.”
[7] Mereka diminta sujud itu yaitu untuk menguji keimanan mereka Padahal mereka tidak sanggup lagi alasannya yaitu persendian tulang-tulang mereka telah lemah dan azab sudah mencakup mereka.
[8] Yakni dipanggil shalat dengan ucapan, “Hayya ‘alash shalaah” (artinya: Marilah kita shalat).
Posting Komentar untuk "Kumpulan Tafsir Al Qalam Ayat 34-43"