Ayat 14-19: Terbaginya jin menjadi dua golongan; mukmin dan kafir, daerah kembali masing-masing golongan itu, dan berkumpulnya jin di bersahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dikala mendengarkan Al Qur’an.
وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا (١٤) وَأَمَّا الْقَاسِطُونَ فَكَانُوا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا (١٥) وَأَلَّوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لأسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا (١٦) لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَمَنْ يُعْرِضْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا (١٧) وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا (١٨) وَأَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ لِبَدًا (١٩)
Terjemah Surat Al Jinn Ayat 14-19
14. Dan di antara kami ada yang Islam dan ada yang menyimpang (dari jalan yang lurus). Siapa yang Islam, maka mereka itu telah menentukan jalan yang lurus[1].
15. Dan adapun orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi materi bakar bagi neraka Jahanam[2].”
16. Dan sekiranya mereka telah berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), pasti Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup.
17. Dengan (cara) itu Kami hendak menguji mereka[3]. Dan barang siapa berpaling dari peringatan Tuhannya[4], pasti akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang sangat berat.
18. Dan gotong royong masjid-masjid itu ialah untuk Allah. Maka janganlah kau menyembah apa pun di dalamnya selain Allah[5].
19. Dan gotong royong dikala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (melaksanakan shalat), mereka (jin-jin itu) berdesakan mengerumuninya[6].
Ayat 20-25: Perintah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menyebutkan secara terang-terangan ketundukannya kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan mengikhlaskan amal karena-Nya.
قُلْ إِنَّمَا أَدْعُو رَبِّي وَلا أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا (٢٠) قُلْ إِنِّي لا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلا رَشَدًا (٢١) قُلْ إِنِّي لَنْ يُجِيرَنِي مِنَ اللَّهِ أَحَدٌ وَلَنْ أَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا (٢٢) إِلا بَلاغًا مِنَ اللَّهِ وَرِسَالاتِهِ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا (٢٣) حَتَّى إِذَا رَأَوْا مَا يُوعَدُونَ فَسَيَعْلَمُونَ مَنْ أَضْعَفُ نَاصِرًا وَأَقَلُّ عَدَدًا (٢٤) قُلْ إِنْ أَدْرِي أَقَرِيبٌ مَا تُوعَدُونَ أَمْ يَجْعَلُ لَهُ رَبِّي أَمَدًا (٢٥)
20. Katakanlah (Muhammad)[7], "Sesungguhnya saya hanya menyembah Tuhanku dan saya tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya.”
21. Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak kuasa menolak mudharat maupun mendatangkan kebaikan kepadamu[8].”
22. Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang sanggup melindungiku dari (azab) Allah[9] dan saya tidak akan memperoleh daerah berlindung selain dari-Nya.”
23. (Aku hanya) memberikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya[10]. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya[11], maka gotong royong beliau akan menerima (azab) neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
24. Sehingga apabila mereka melihat (azab) yang diancamkan kepadanya[12], maka mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit jumlahnya[13].
25. Katakanlah (Muhammad)[14], "Aku tidak mengetahui, apakah azab yang diancamkan kepadamu itu bersahabat ataukah Tuhanku menetapkan waktunya masih lama[15].”
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا (٢٦) إِلا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا (٢٧) لِيَعْلَمَ أَنْ قَدْ أَبْلَغُوا رِسَالاتِ رَبِّهِمْ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَأَحْصَى كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا (٢٨)
26. Dia mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun perihal yang mistik itu[16].
27. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya[17], maka gotong royong Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya[18].
28. Agar Dia mengetahui[19], bahwa rasul-rasul itu sungguh telah memberikan risalah Tuhannya[20], sedang ilmu-Nya mencakup apa yang ada pada mereka[21], dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.
[1] Yang memberikan mereka ke nirwana dan kenikmatannya.
[2] Sebagai akibat terhadap amal mereka, bukan lantaran Allah menzalimi mereka. Karena mereka kalau tetap berada di atas jalan yang lurus (Islam), tentu Allah akan memberi minuman kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak) sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya. Namun tidak ada yang menghalangi mereka untuk berada di atasnya (jalan yang lurus) selain kezaliman dan perilaku melampaui batas mereka.
[3] Agar terlihat terang siapa yang jujur dan siapa yang dusta.
[4] Yakni dari kitab-Nya, dimana beliau tidak mengikutinya dan tidak tunduk kepadanya, bahkan lalai terhadapnya pasti akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang sangat berat.
[5] Sebagaimana yang dilakukan orang-orang Yahudi dan Katolik dikala mereka berada di daerah ibadah mereka, mereka malah menyembah kepada selain-Nya. Hal itu, lantaran masjid yang merupakan daerah paling agung untuk beribadah dibangun di atas lapang dada dan ketundukan kepada keagungan Allah dan keperkasaan-Nya.
[6] Untuk mendengarkan Al Qur’an.
[7] Sebagai jawaban terhadap permintaan orang-orang kafir untuk meninggalkan menyembah Allah, atau maksudnya perintah Allah kepada Beliau semoga membuktikan hakikat permintaan Beliau.
[8] Karena saya seorang hamba dan tidak berkuasa apa-apa.
[9] Jika saya durhaka kepada-Nya.
[10] Yakni saya tidak berbeda dengan insan yang lain, hanyasaja Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengistimewakan saya untuk memberikan risalah-Nya dan mengajak insan kepada-Nya, sehingga dengan begitu tegaklah hujjah atas manusia.
[11] Dengan melaksanakan kekafiran sebagaimana diterangkan oleh ayat-ayat yang lain yang muhkam (jelas). Adapun kalau sekedar melaksanakan maksiat yang berada di bawah kekafiran, maka tidaklah menciptakan kekal di neraka sebagaimana ditunjukkan oleh ayat-ayat Al Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam serta disepakati oleh salaful ummah dan para imam umat ini.
[12] Yakni menyaksikannya dengan mata kepala dan merasa yakin bahwa azab itu pasti menimpa mereka.
[13] Yaitu dikala selain mereka tidak bisa memperlihatkan donasi dan mereka tidak bisa membela diri; dikala mereka dikumpulkan secara sendiri-sendiri sebagaimana mereka diciptakan pertama kali.
[14] Kepada mereka kalau mereka bertanya kepadamu, “Kapankah ancaman ini?”
[15] Oleh lantaran itu, pengetahuan terhadap hal itu ada pada sisi Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
[16] Bahkan Dia sendiri yang mengetahui hal yang tersembunyi dan belakang layar serta hal-hal gaib.
[17] Maka Dia memberitahukannya sesuai kebijaksanaan-Nya untuk diberitahukan. Hal itu, lantaran para rasul tidak menyerupai selain mereka. Mereka dikuatkan oleh Allah dengan mukjizat yang memperlihatkan kebenaran mereka dan dengan dijaga wahyu-Nya semoga mereka menyampaikannya kepada insan tanpa didekati oleh para setan sehingga mereka tidak bisa menambah atau menguranginya. Oleh lantaran itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Maka gotong royong Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya.”
[18] Mereka akan menjaganya dengan perintah Allah.
[19] Di alam nyata.
[20] Karena Dia telah mengadakan sebab-sebabnya.
[21] Baik yang mereka sembunyikan maupun yang mereka tampakkan.
Syaikh As Sa’diy menyebutkan beberapa faedah dalam surah ini yang kesimpulannya sebagai berikut:
- Adanya jin, dan bahwa mereka diperintah dan dihentikan (diberikan beban atau kewajiban agama sebagaimana manusia), dan akan diberikan balasan.
- Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga diutus kepada jin sebagaimana Beliau diutus pula kepada manusia, lantaran Allah Subhaanahu wa Ta'aala menghadapkan segolongan jin kepada Beliau semoga mereka mendengarkan wahyu-Nya dan menyampaikannya kepada kaum mereka.
- Kecerdasan jin dan tahunya mereka terhadap kebenaran, dan bahwa yang mendorong mereka beriman ialah dikala mereka mengetahui secara pasti petunjuk Al Qur’an.
- Bagusnya adab mereka (jin yang beriman itu) dikala berbicara.
- Perhatian Allah kepada Rasul-Nya dan penjagaan-Nya kepada apa yang dibawa Rasul-Nya. Oleh lantaran itulah, dikala telah mulai pengangkatan kenabian, langit-langit dijaga dengan bintang-bintang (meteor), para setan pergi dari tempat-tempatnya, Allah merahmati bumi dan penduduknya dengan rahmat yang ditentukan-Nya dan Dia menginginkan kebaikan untuk mereka. Dia ingin menampakkan agama-Nya, syariat-Nya dan semoga Dia dikenal di bumi sehingga hati pun bahagia dan cinta kepada-Nya, syiar-syiar agama-Nya pun tampak dan para penyembah berhala serta berhala itu musnah.
- Semangatnya jin mendengarkan wahyu dan berdesakannya mereka untuknya.
- Ayat ini juga mengandung perintah bertauhid dan larangan berbuat syirk, membuktikan keadaan makhluk dan bahwa seorang pun di antara mereka tidak berhak diibadahi. Hal itu, lantaran apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak berkuasa memperlihatkan manfaat dan menolak ancaman bagi seseorang bahkan bagi dirinya sedangkan Beliau ialah insan paling utama dan paling sempurna, maka apalagi insan yang lain. Oleh lantaran itu, merupakan kesalahan yang besar dikala mengambil makhluk sebagai tuhannya di samping Allah.
- Hal mistik hanya Allah saja yang mengetahui; tidak ada seorang pun dari makhluk yang mengetahuinya kecuali Rasul yang diridhai-Nya, maka Allah perlihatkan sebagian kecil darinya.
Posting Komentar untuk "Kumpulan Tafsir Al Jinn Ayat 14-28"