Ayat 23-26: Penurunan Al Qur’anul Karim dan pengarahan kepada para da’i semoga mengadakan kekerabatan dengannya.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيلا (٢٣) فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلا تُطِعْ مِنْهُمْ آثِمًا أَوْ كَفُورًا (٢٤) وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلا (٢٥) وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلا طَوِيلا (٢٦)
Terjemah Surat Al Insan Ayat 23-26
23. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran[1] kepadamu (Muhammad) secara berangsur-angsur.
24. Maka bersabarlah kau untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu[2], dan janganlah engkau ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka[3].
25. [4]Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang[5].
26. Dan pada sebagian dari malam[6], maka bersujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada cuilan yang panjang dimalam hari[7].
Ayat 27-28: Lalainya orang-orang kafir dari akhirat, cintanya mereka kepada dunia dan lemahnya mereka di hadapan kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
إِنَّ هَؤُلاءِ يُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَاءَهُمْ يَوْمًا ثَقِيلا (٢٧) نَحْنُ خَلَقْنَاهُمْ وَشَدَدْنَا أَسْرَهُمْ وَإِذَا شِئْنَا بَدَّلْنَا أَمْثَالَهُمْ تَبْدِيلا (٢٨)
Terjemah Surat Al Insan Ayat 27-28
27. Sesungguhnya mereka (orang kafir) itu[8] menyayangi kehidupan dunia dan meninggalkan hari yang berat (hari akhirat) di belakangnya[9].
28. [10]Kami telah membuat mereka[11] dan menguatkan persendian badan mereka[12]. Tetapi jikalau Kami menghendaki, Kami sanggup mengganti dengan yang serupa mereka[13].
Ayat 29-31: Hidayah di Tangan Allah, maka mintalah kepada-Nya.
إِنَّ هَذِهِ تَذْكِرَةٌ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ سَبِيلا (٢٩) وَمَا تَشَاءُونَ إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا (٣٠) يُدْخِلُ مَنْ يَشَاءُ فِي رَحْمَتِهِ وَالظَّالِمِينَ أَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (٣١)
Terjemah Surat Al Insan Ayat 29-31
29. Sungguh, (ayat-ayat) ini yakni peringatan[14], maka barang siapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) tentu ia mengambil jalan menuju Tuhannya[15].
30. Tetapi kau tidak bisa (menempuh jalan itu), kecuali apabila dikehendaki Allah[16]. Sungguh, Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana[17].
31. Dia memasukkan siapa pun yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya (surga)[18]. Adapun bagi orang-orang zalim[19] disediakan-Nya azab yang pedih.
KANDUNGAN AYAT
[1] Yang di dalamnya terdapat komitmen dan bahaya serta klarifikasi yang diharapkan hamba. Demikian pula di dalamnya terdapat perintah untuk melakukan perintah-Nya dan syariat-Nya, berusaha merealisasikannya dan bersabar di atasnya. Oleh lantaran itu di ayat selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Maka bersabarlah kau untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu…dst.”
[2] Yaitu memberikan risalah-Nya. Atau maksudnya, bersabarlah kepada ketetapan Tuhanmu baik yang qadari (terhadap alam semesta) dengan tidak keluh kesah, maupun kepada ketetapan Tuhanmu yang syar’i (dalam agama), yakni lakukanlah dan jangan membuatmu berhenti meskipun ada yang menghalangi.
[3] Menurut sebagian mufassir, orang yang disebutkan dalam ayat tersebut yakni Utbah bin Rabii’ah dan Walid bin Mughirah yang meminta kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam semoga berhenti memberikan risalahnya. Bisa juga maksudnya setiap orang yang berdosa dan orang kafir, yakni jangan taati keduanya siapa pun mereka berdua itu. Karena menaati mereka akan jatuh ke dalam maksiat dan mereka tidaklah memerintahkan kecuali yang sesuai dengan hawa nafsu mereka.
[4] Oleh lantaran sabar perlu dibantu dengan menjalankan ibadah dan banyak berdzikr, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan demikian. Termasuk ke dalam apa yang disebutkan dalam ayat tersebut yakni menjalankan shalat yang lima waktu dan shalat-shalat sunah serta berdzikr pada waktu-waktu tersebut.
[5] Ada yang menafsirkan dengan melakukan shalat Subuh, Zhuhur dan ‘Ashar.
[6] Ada yang menafsirkan dengan melakukan shalat Maghrib dan Isya.
[7] Yaitu mengerjakan shalat malam.
[8] Meskipun engkau telah membacakan ayat-ayat Allah kepada mereka, mendorong dan menakut-nakuti, namun ayat-ayat itu tetap saja tidak bermanfaat bagi mereka, lantaran mereka lebih mengutamakan dunia dan merasa tenteram dengannya serta tidak mau bersedekah untuk menghadapi hari yang sangat berat, yaitu hari Kiamat seperti mereka tidak diciptakan kecuali untuk dunia dan tinggal di sana.
[9] Dengan tidak bersedekah untuk menghadapinya.
[10] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala berdalih dengan dalil ‘aqli (akal) yang memperlihatkan bahwa mereka sangat mungkin sekali dibangkitkan.
[11] Dari yang sebelumnya tidak ada.
[12] Oleh lantaran Allah Subhaanahu wa Ta'aala bisa berbuat demikian, maka Dia bisa pula menghidupkan mereka sesudah mereka mati. Demikian pula Dia yang merubah insiden mereka dari insiden yang satu kepada insiden selanjutnya sehingga tidak layak bagi-Nya membiarkan mereka begitu saja; tidak diperintah dan tidak dihentikan serta tidak diberikan balasan.
[13] Maksudnya mengganti mereka dengan kaum yang lain. Bisa juga maksudnya mengadakan mereka kembali sesudah mereka mati.
[14] Yang seorang mukmin sanggup sadar dengannya dan sanggup mengambil manfaat dari targhib dan tarhib yang ada di dalamnya.
[15] Yakni jalan yang memberikan kepada Allah, dan Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah menandakan jalan tersebut serta memperlihatkan pilihan kepada insan untuk menempuhnya atau tidak.
[16] Karena kehendak Allah itu berlaku.
[17] Dia mempunyai nasihat dalam memperlihatkan petunjuk kepada orang yang menerima petunjuk dan menyesatkan orang yang sesat.
[18] Yakni diistimewakan dengan perhatian-Nya dan diberi-Nya taufik kepada sebab-sebab kebahagiaan.
[19] Yang lebih menentukan kesesatan daripada petunjuk, maka disediakan-Nya azab yang pedih lantaran kezaliman mereka.
Posting Komentar untuk "Kumpulan Tafsir Al insan (Manusia) Ayat 23-31"