Nabi Muhammad saw. dilahirkan dari lingkungan keluarga yang higienis dan suci serta mempunyai silsilah kehormatan. Yaitu keluarga yang menjadi sentra segala keutamaan orang-orang Arab dan higienis dari noda apa pun juga.
Akan tetapi Nabi Muhammad saw. walaupun dia berasal dari keturunan yang mulia, dia tidak mempunyai kekayaan. Sedikit harta yang dimilikinya dan kemuliaan asal-usul keturunannya saja yang menciptakan dia semenjak pertumbuhannya mempunyai keutamaan lebih banyak daripada semua keutamaan yang dimiliki oleh lapisan-lapisan masyarakat yang lain.
Dimasa kelahiran Nabi Muhammad saw. Abdul Muththalib, kakek Nabi Muhammad saw. yaitu seorang penguasa Makkah, tetapi kekuasaan yang berada di tangannya itu merupakan kekuasaan yang terakhir dan tidak menurun ke anak-cucunya. Karena kedudukan orang-orang yang menyainginya semakin berpengaruh (karena banyak hartanya), kepemimpinan Abdul Muththalib niscaya akan pindah ke tangan mereka.
Abdullah, ayah Nabi Muhammad saw. yaitu anak bungsu Abdul Muththalib. Beliau dinikahkan oleh ayahnya dengan Aminah binti Wahb dari kaum Bani Sa'ad. Masih dalam keadaan sebagai pengantin gres dengan Aminah, dia meninggalkan keluarganya merantau untuk mencari rezeki. Pada masa itu ia pergi ke negeri Syam, tapi ternyata kepergiannya ke negeri Syam itu merupakan kepergiannya untuk selamanya. Karena dikala dalam perjalanan pulang ke Makkah di mana Aminah sudah menanti kedatangan suami dengan kabar bangga bahwa ia sedang mengandung dan sebentar lagi akan melahirkan, dia jatuh sakit dan singgah di Madinah dan lalu wafat di sana.
Nabi Muhammad saw. lahir sebagai seorang anak yatim, alasannya ayahnya telah tiada dikala ia dilahirkan. Beliau lahir di Makkah dan sangat disambut dengan suka cita oleh kakeknya (Abdul Muthathalib). Nama "Muhammad" yang menjadi nama dia yaitu pilihan Abdul Muththalib, dimana belum ada satu orang pun sebelumnya menggunakan nama ini. Arti "Muhammad" dalam bahasa Arab yaitu orang yang terpuji.
Pada masa kelahiran nabi Muhammad saw. bangsa Arab mempunyai tradisi atau kebiasaan yang menyusui bayi-bayi Makkah yaitu perempuan Arab dari tempat gurun yang berharap dengan menyusui bayi-bayi itu mereka akan menerima imbalan yang sanggup menopang hidup mereka. Tentu sasarannya yaitu bayi-bayi dari golongan orang kaya. Hal inilah yang menciptakan cemas Aminah alasannya Muhammad saw. bukanlah anak orang kaya, bahkan tidak punya ayah (yatim), tentu tidak ada mau menyusuinya. Halimah binti Abi Dzuaib mau mengambil Muhammad saw. sebagai anak susuannya walaupun pada mulanya ia merasa enggan alasannya tidak ada sanggup diharap dari keluarga Muhammad saw.
Dengan kehadiran Muhammad saw. dalam keluarganya, Halimah merasa menerima berkah, padahal sebelumnya ia hidup serba menderita dan serba kekurangan. Setelah menyusui Muhammad saw. kambing perahannya banyak mengeluarkan susu perahannya sehingga sanggup mencukupi biaya kehidupan yang selama ini serba kekurangan.
Akan tetapi Nabi Muhammad saw. walaupun dia berasal dari keturunan yang mulia, dia tidak mempunyai kekayaan. Sedikit harta yang dimilikinya dan kemuliaan asal-usul keturunannya saja yang menciptakan dia semenjak pertumbuhannya mempunyai keutamaan lebih banyak daripada semua keutamaan yang dimiliki oleh lapisan-lapisan masyarakat yang lain.
Dimasa kelahiran Nabi Muhammad saw. Abdul Muththalib, kakek Nabi Muhammad saw. yaitu seorang penguasa Makkah, tetapi kekuasaan yang berada di tangannya itu merupakan kekuasaan yang terakhir dan tidak menurun ke anak-cucunya. Karena kedudukan orang-orang yang menyainginya semakin berpengaruh (karena banyak hartanya), kepemimpinan Abdul Muththalib niscaya akan pindah ke tangan mereka.
Abdullah, ayah Nabi Muhammad saw. yaitu anak bungsu Abdul Muththalib. Beliau dinikahkan oleh ayahnya dengan Aminah binti Wahb dari kaum Bani Sa'ad. Masih dalam keadaan sebagai pengantin gres dengan Aminah, dia meninggalkan keluarganya merantau untuk mencari rezeki. Pada masa itu ia pergi ke negeri Syam, tapi ternyata kepergiannya ke negeri Syam itu merupakan kepergiannya untuk selamanya. Karena dikala dalam perjalanan pulang ke Makkah di mana Aminah sudah menanti kedatangan suami dengan kabar bangga bahwa ia sedang mengandung dan sebentar lagi akan melahirkan, dia jatuh sakit dan singgah di Madinah dan lalu wafat di sana.
Nabi Muhammad saw. lahir sebagai seorang anak yatim, alasannya ayahnya telah tiada dikala ia dilahirkan. Beliau lahir di Makkah dan sangat disambut dengan suka cita oleh kakeknya (Abdul Muthathalib). Nama "Muhammad" yang menjadi nama dia yaitu pilihan Abdul Muththalib, dimana belum ada satu orang pun sebelumnya menggunakan nama ini. Arti "Muhammad" dalam bahasa Arab yaitu orang yang terpuji.
Pada masa kelahiran nabi Muhammad saw. bangsa Arab mempunyai tradisi atau kebiasaan yang menyusui bayi-bayi Makkah yaitu perempuan Arab dari tempat gurun yang berharap dengan menyusui bayi-bayi itu mereka akan menerima imbalan yang sanggup menopang hidup mereka. Tentu sasarannya yaitu bayi-bayi dari golongan orang kaya. Hal inilah yang menciptakan cemas Aminah alasannya Muhammad saw. bukanlah anak orang kaya, bahkan tidak punya ayah (yatim), tentu tidak ada mau menyusuinya. Halimah binti Abi Dzuaib mau mengambil Muhammad saw. sebagai anak susuannya walaupun pada mulanya ia merasa enggan alasannya tidak ada sanggup diharap dari keluarga Muhammad saw.
Dengan kehadiran Muhammad saw. dalam keluarganya, Halimah merasa menerima berkah, padahal sebelumnya ia hidup serba menderita dan serba kekurangan. Setelah menyusui Muhammad saw. kambing perahannya banyak mengeluarkan susu perahannya sehingga sanggup mencukupi biaya kehidupan yang selama ini serba kekurangan.
Posting Komentar untuk "Kisah Pada Era Kelahiran Nabi Muhammad"